Kamis, 24 November 2011

BUDIDAYA KACANG PANJANG


Klasifikasi dan Botani

          Kacang panjang dapat diklasifikasikan mulai dari divisio (divisi), clas (kelas), ordo (bangsa), familia (suku), genus (marga), serta spesies (jenis). Dari divisi ke spesies merupakan urutan kelompok dari besar ke kecil. Pada kelompok yang lebih besar mempunyai persamaan sifat yang lebih sedikit di antara sesamanya dibandingkan kelompok yang kecil. Pada klasifikasi yang lebih detail, tingkatan-tingkatan tersebut masih dibagi lebih lanjut menjadi bagian yang lebih kecil lagi, yaitu sub-sub tingkatan. Susunan klasifikasi kacang panjang secara lengkap adalah sebagai berikut (Samadi, 2003):
Divisi               : Spermatophyta
Kelas               : Angiospermae
Subkelas          : Dicotyledonae
Ordo                : Rosales
Famili              : Papilionaceae/Leguminosae
Genus              : Vigna
Spesies            :Vigna sinensis (L.) Savi ex Hassk
                        V. sinensis ssp.sesquipedalis

 

Kacang panjang merupakan tanaman perdu semusim. Daunnya bersifat majemuk, tersusun atas tiga helai. Batangnya liat dan sedikit berbulu. Akarnya mempunyai bintil yang dapat mengikat nitrogen (N) dari udara. Hal ini bermanfaat untuk menyuburkan tanah. Bunganya berbentuk kupu-kupu, setiap  tangkai mempunyai 3-5 bunga. Warna bunganya ada yang putih, biru, atau ungu. Kacang panjang merupakan tanaman menyerbuk sendiri, namun penyerbukan silang dengan bantuan serangga dapat juga terjadi sekitar 10%. Tidak setiap bunga dapat menjadi buah, hanya 1-4 bunga yang dapat menjadi buah. Buahnya berbentuk polong bulat panjang dan ramping. Panjang polong sekitar 10-80 cm. Warna polong muda hijau sampai hijau keputihan, setelah tua warna polong menjadi putih kekuningan. Polong yang muda sifatnya renyah dan mudah patah, setelah tua polong menjadi liat. Pada satu polong dapat berisi 8-20 biji kacang panjang (Haryanto, 2007).

Syarat Tumbuh

          Pertumbuhan dan perkembangan tanaman tidak terlepas dari pengaruh faktor lingkungan. Faktor lingkungan itu meliputi iklim dan jenis tanah. Setiap tanaman menghendaki keadaan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhannya. Pada kondisi lingkungan yang sesuai, tanaman kacang panjang dapat tumbuh dengan baik dan berproduksi tinggi. Oleh karena itu, sebelum membudidayakan tanaman tersebut perlu diketahui dulu syarat-syarat ekologi tumbuhnya.

Iklim

Unsur-unsur iklim yang perlu diperhatikan dalam pertumbuhan tanaman antara lain ketinggian tempat, sinar matahari, dan curah hujan. Kacang panjang bisa tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi antara 0-1500 meter diatas permukaan laut (mdpl). Kacang panjang biasanya digolongkan dalan sayuran dataran rendah sebab tanaman ini tumbuh lebih baik dan banyak diusahakan di dataran rendah.
          Kacang panjang dapat ditanam sepanjang musim, baik musim kemarau maupun musim penghujan. Waktu tanam yang baik adalah pada awal atau akhir musim hujan. Tanaman kacang panjang membutuhkan curah hujan sekitar 600-2000 mm/tahun. Tanaman ini membutuhkan banyak sinar matahari. Lahan yang terbuka di dataran rendah lebih disukai, sedangkan bila ternaungi produksinya kurang memuaskan.

Tanah

          Tanah yang subur dan gembur diperlukan oleh tanaman kacang panjang. Agar tumbuh dengan baik, tanaman ini menghendaki tanah yang subur, banyak mengandung bahan organik, dan cukup mengandung air. Lahan yang ditanami kacang panjang dapat berupa tanah pekarangan, sawah atau tegalan.
          Jenis tanah yang paling baik untuk tanaman ini adalah tanah bertekstur liat berpasir. Kacang-kacangan peka terhadap tanah alkalin atau keasaman tanah yang tinggi. Untuk pertumbuhan yang optimal diperlukan derajat keasaman (pH) tanah antara 5.5-6.5. Tanah yang terlalu asam dengan pH di bawah 5.5 dapat  menye-babkan tanaman tumbuh kerdil karena teracuni garam aluminium (Al) yang larut dalam tanah. Untuk mengatasi hal ini perlu dilakukan pengapuran (Samadi, 2003).

Teknik Budidaya

Pengolahan Tanah

          Tanah diolah dengan cangkul, bajak atau mesin pengolahan tanah, sesuai dengan kondisi lahan, sedalam kira-kira 20-30 cm. Biarkan tanah terbuka selama kurang lebih empat hari, agar  penyakit yang ada di dalam tanah terkena sinar matahari. Buatlah bedengan dengan ukuran panjang 8-10 meter, lebar 1-3 meter, dan tinggi 20-30 cm. Atau sesuai dengan kondisi lahan. Jika tanah tandus sebaiknya diberi pupuk kandang atau kompos sebagai pupuk dasar. Tetapi jika lahannya subur atau bekas tanaman sayuran, maka tidak perlu pemupukan lagi.

Penanaman

Penanaman kacang panjang dapat dilakukan  dengan sistem monokultur, monokultur paling banyak digunakan karena banyak  memiliki kelebihan. Monokultur adalah menanam satu jenis tanaman pada lahan dan waktu yang sama. Kelebihan sistem ini yaitu teknis budidayanya relatif mudah karena tanaman yang ditanam maupun yang dipelihara hanya satu jenis. Sementara itu, kelemahan sistem ini adalah tanaman relatif lebih mudah terserang hama dan penyakit.
Dalam kegiatan penanaman kacang panjang setelah tanah diolah dan siap ditanami, maka dibuat lubang tanam dengan menggunakan tugal, dengan jarak tanam 30 cm x 60 cm atau sesuai dengan kebutuhan, setiap lubang  dimasukan 2-3 biji, kemudian lubang ditutup dengan tanah, penutupan lubang tanam jangan terlalu tebal, karena bisa memperlambat perkecambahan, bahkan biji bisa mengalami kebusukan. Biji kacang panjang akan tumbuh setelah 4-5 hari.

Pemasangan Ajir

Pemasangan ajir (lanjaran) bisa dilakukan dengan menggunakan bambu atau kayu, panjang lanjaran kira-kira 180 cm-200 cm. Kacang panjang merupakan tanaman yang membelit dan merambat, sehingga mutlak diperlukan lanjaran. Model pemasangan turus bisa berbentuk segitiga atau sesuai dengan keinginan, kebanyakan petani menggunakan segitiga, karena bentuk segitiga mudah dibuat (Sastradihardja, 2011).

Pemupukan

          Pemupukan merupakan langkah yang penting dilakukan, karena tanaman tidak akan memberikan hasil yang maksimal jika tidak diberi pupuk. Jika lahan yang digunakan tandus, maka diberi pupuk kandang sebagai pupuk dasar sebanyak 10 ton per hektar. Selain pupuk kandang bisa juga diberi pupuk buatan, yaitu KCl 125 kg/ha, TSP 200 kg/ha, dan Urea 50 kg/ha. Pemupukan bisa dilakukan dengan membuat larikan pada pinggir bedengan, atau dengan cara penugalan di kiri dan kanan tanaman (Rukmana, 1995).

Penyiraman

          Pada fase awal pertumbuhan benih hingga tanaman muda, penyiraman dilakukan rutin tiap hari, jika tidak ada hujan. Pada fase tersebut tanaman sangat membutuhkan air yang cukup, jika penyiraman jarang dilakukan maka tanaman akan layu dan akhirnya mengalami kematian.

Pengendalian Gulma

Penyiangan dilakukan pada waktu tanaman berumur 2-3 minggu setelah tanam, tergantung pertumbuhan rumput di kebun. Penyiangan dengan cara mencabut rumput dengan tangan atau dengan alat cangkul atau kored.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan apabila tanaman mulai ada tanda-tanda terserang bakteri atau virus. Jika tidak segera dilakukan maka pertumbuhan akan terganggu, sehingga hasil buahnya tidak memuaskan. Hama yang sering menyerang tanaman kacang panjang yaitu: penggerek polong (Maruca testulalis). Hama ini menyerang polong muda dan tua hingga berlubang atau putus, dan bisa dikendalikan dengan penyemprotan insektisida  sejak tanaman berbunga. Lalat kacang (Agromyza phaseoli), lalat ini menyerang daun kacang panjang sejak pertumbuhan (14 hari) hingga tanaman berumur satu bulan. Hama ini bisa dikendalikan dengan cara pergantian tanaman atau rotasi tanaman, dan juga penyemprotan insektisida Tamaron 22 EC dengan dosis 2-4 cc/liter air atau Basudin 10 G dengan dosis 7,5-10 kg/hektar. Penyakit yang sering menyerang tanaman kacang panjang adalah layu (Sclerotium sp.) penyakit ini disebabkan oleh jamur atau cendawan karena pengaruh kelembaban yang tinggi. Penyakit ini bisa diatasi dengan penyemprotan fungisida Dithane M-45 dengan dosis 2 gram/liter air (Tim Karya Tani Mandiri, 2011).

Panen dan Pascapanen

Panen merupakan saat-saat yang paling ditunggu-tunggu oleh petani. Kacang panjang untuk konsumsi (polong muda) bisa dipanen pada umur 40-50 hari setelah tanam, sedangkan polong tua dapat dipanen pada umur 90-120 hari setelah tanam tergantung varietas yang ditanam, musim dan ketinggian daerah.
Biasanya pemetikan polong dilakukan 5-15 kali, sampai polongnya habis semua. Produksi polong muda kacang panjang berkisar 4-9 ton per hektar. Jumlah produksi ini tergantung varietas dan keadaan lingkungan tanamannya. Sebagai contah kacang panjang varietas usus hijau, produksinya cukup tinggi, dapat mencapai 15 ton polong muda tiap hektar.
Kegiatan pascapanen bertujuan agar sayuran yang telah dipanen terlindungi dari kerusakan fisik dan kebusukan. Dengan demikian, mutu sayuran yang akan dipasarkan tetap baik. Sampai saat ini kacang panjang belum diolah atau diawetkan untuk jangka waktu lama. Kacang panjang lebih banyak dikonsumsi dalam keadaan segar.
Penanganan pascapanen untuk kacang panjang antara lain sortasi, pe-ngemasan dan pengangkutan. Tidak semua sayuran yang telah dipanen layak dipasarkan. Oleh karena itu, petani perlu mengadakan sortasi atau pemilahan berdasarkan kualitas dan keseragaman. Untuk pasar tradisional, sortasi kurang diperhatikan karena pasar tradisional tidak menuntut keseragaman mutu yang baik. Lain halnya dengan pasar khusus atau pasar swalayan (supermarket) yang menghendaki produk yang seragam dan baik mutunya. Pengemasan bertujuan untuk memudahkan dalam pengangkutan. Kacang panjang yang akan dipasarkan di pasar tradisional biasanya tidak dikemas secara khusus, namun pengemasan dilakukan sederhana dalam bentuk ikatan besar atau kecil yang beratnya sekitar 250-2500 gram tiap ikat (Suhaeni, 2007).

Deskripsi Kacang Panjang Varietas Parade
Asal
:  PT East West Seed Indonesia
Silsilah
:  Seleksi galur turunan persilangan 2408 x 2323
Golongan Varietas
:  Menyerbuk sendiri
Umur awal panen
: 45 hst
Umur akhir panen
: 78 hst
Tipe pertumbuhan
:  Merambat
Warna batang
:  Hijau
Bentuk batang
:  Segi enam
Warna daun
:  Hijau
Bentuk daun
:  Delta memanjang
Tepi daun
:  Mulus
Ujung daun
:  Runcing
Permukaan daun
:  Halus tidak berbulu
Warna tangkai daun
:  Hijau muda
Panjang tangkai daun
:  9-10 cm
Umur mulai berbunga
: 35 hst
Warna bunga
:  Ungu
Bentuk bunga
:  Seperti kupu-kupu
Warna polong muda
:  Hijau tua
Bentuk polong
:  Gilig
Ukuran polong
:  Panjang 75-85 cm. Diameter       0,7- 0,8 cm
Jumlah polong Per tandan
:  1-3 polong
Jumlah polong per tanaman
:  20-30 polong
Berat polong per tanaman
:  0,7-1,0 kg
Jumlah polong muda per kg
: 46 polong
Rasa polong muda
:  Manis
Tekstur polong muda
:  Renyah
Jumlah biji per polong
:  17-20 biji
Warna biji
: Merah ujung putih
Bentuk biji
: Lonjong
Berat 1.000 biji
: 137 g
Daya simpan pada suhu kamar
: 5-6 hari
Hasil polong segar
: 12-25 ton/ha



3 komentar: