Klasifikasi dan Botani
Kacang
panjang dapat diklasifikasikan mulai dari divisio
(divisi), clas (kelas), ordo (bangsa), familia (suku), genus (marga), serta spesies (jenis). Dari divisi ke spesies merupakan
urutan kelompok dari besar ke kecil. Pada kelompok yang lebih besar mempunyai
persamaan sifat yang lebih sedikit di antara sesamanya dibandingkan kelompok
yang kecil. Pada klasifikasi yang lebih detail, tingkatan-tingkatan tersebut
masih dibagi lebih lanjut menjadi bagian yang lebih kecil lagi, yaitu sub-sub tingkatan. Susunan klasifikasi kacang panjang secara lengkap adalah sebagai berikut (Samadi, 2003):
Divisi : Spermatophyta
Kelas :
Angiospermae
Subkelas : Dicotyledonae
Ordo :
Rosales
Famili : Papilionaceae/Leguminosae
Genus :
Vigna
Spesies :Vigna sinensis
(L.) Savi ex Hassk
V. sinensis ssp.sesquipedalis
Kacang
panjang merupakan tanaman perdu semusim. Daunnya bersifat majemuk, tersusun atas tiga helai.
Batangnya liat dan sedikit berbulu. Akarnya mempunyai bintil yang dapat
mengikat nitrogen (N) dari udara. Hal ini bermanfaat untuk
menyuburkan tanah. Bunganya berbentuk kupu-kupu,
setiap tangkai
mempunyai 3-5
bunga. Warna bunganya ada yang putih, biru, atau ungu. Kacang panjang merupakan
tanaman menyerbuk
sendiri, namun penyerbukan silang dengan bantuan serangga dapat juga
terjadi sekitar 10%. Tidak setiap bunga dapat menjadi buah, hanya 1-4 bunga
yang dapat menjadi buah. Buahnya berbentuk polong bulat panjang dan ramping.
Panjang polong sekitar 10-80 cm. Warna polong muda hijau sampai hijau keputihan, setelah tua warna polong menjadi
putih
kekuningan. Polong yang muda sifatnya renyah dan mudah patah,
setelah tua
polong menjadi liat. Pada satu polong dapat berisi 8-20 biji kacang panjang
(Haryanto, 2007).
Syarat Tumbuh
Pertumbuhan
dan perkembangan tanaman tidak terlepas dari pengaruh faktor lingkungan. Faktor lingkungan itu meliputi iklim dan jenis tanah. Setiap tanaman menghendaki keadaan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhannya. Pada kondisi lingkungan yang sesuai, tanaman
kacang panjang dapat tumbuh dengan baik dan berproduksi tinggi. Oleh karena itu, sebelum membudidayakan tanaman
tersebut perlu diketahui dulu syarat-syarat ekologi tumbuhnya.
Iklim
Unsur-unsur iklim yang perlu
diperhatikan dalam pertumbuhan tanaman antara lain ketinggian tempat, sinar matahari, dan curah hujan. Kacang panjang bisa
tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi antara 0-1500 meter diatas
permukaan laut (mdpl). Kacang panjang biasanya digolongkan
dalan sayuran dataran rendah sebab tanaman ini tumbuh lebih baik dan banyak diusahakan
di dataran rendah.
Kacang panjang dapat ditanam sepanjang musim, baik musim kemarau maupun musim penghujan. Waktu
tanam yang baik adalah pada awal atau akhir musim hujan. Tanaman kacang panjang membutuhkan curah hujan sekitar 600-2000
mm/tahun. Tanaman ini membutuhkan banyak sinar matahari. Lahan yang terbuka di dataran rendah lebih disukai, sedangkan bila ternaungi produksinya kurang memuaskan.
Tanah
Tanah
yang subur dan gembur diperlukan oleh tanaman kacang panjang. Agar tumbuh dengan baik, tanaman ini menghendaki tanah yang subur, banyak mengandung bahan organik, dan
cukup mengandung air. Lahan yang ditanami kacang panjang dapat berupa tanah
pekarangan, sawah atau tegalan.
Jenis tanah yang paling baik untuk tanaman ini adalah tanah
bertekstur liat berpasir. Kacang-kacangan peka terhadap
tanah alkalin atau keasaman tanah yang tinggi. Untuk
pertumbuhan yang optimal diperlukan derajat keasaman (pH) tanah antara 5.5-6.5. Tanah yang terlalu asam dengan pH di bawah 5.5 dapat menye-babkan tanaman tumbuh kerdil karena
teracuni garam aluminium (Al) yang larut dalam tanah. Untuk
mengatasi hal ini perlu dilakukan pengapuran (Samadi, 2003).
Teknik Budidaya
Pengolahan Tanah
Tanah
diolah dengan cangkul, bajak atau mesin pengolahan tanah, sesuai dengan kondisi lahan, sedalam kira-kira 20-30 cm. Biarkan tanah terbuka selama
kurang lebih empat hari, agar penyakit yang ada di dalam
tanah terkena sinar matahari. Buatlah bedengan dengan ukuran panjang 8-10 meter, lebar 1-3 meter, dan tinggi 20-30 cm. Atau sesuai dengan kondisi lahan. Jika tanah tandus sebaiknya diberi pupuk
kandang atau kompos sebagai pupuk dasar. Tetapi jika lahannya subur
atau bekas tanaman sayuran, maka tidak perlu pemupukan lagi.
Penanaman
Penanaman kacang panjang dapat dilakukan dengan sistem monokultur, monokultur paling banyak digunakan karena banyak
memiliki kelebihan. Monokultur adalah menanam satu jenis tanaman pada
lahan dan waktu yang sama. Kelebihan sistem ini yaitu teknis budidayanya
relatif mudah karena tanaman yang ditanam maupun yang dipelihara hanya satu
jenis. Sementara itu, kelemahan sistem ini adalah tanaman relatif lebih mudah
terserang hama dan penyakit.
Dalam
kegiatan penanaman kacang panjang setelah tanah diolah dan siap ditanami, maka dibuat lubang tanam
dengan menggunakan tugal, dengan jarak tanam 30 cm x 60 cm atau sesuai dengan kebutuhan, setiap lubang dimasukan 2-3 biji, kemudian lubang ditutup dengan tanah, penutupan lubang tanam jangan
terlalu tebal, karena bisa memperlambat perkecambahan, bahkan biji bisa mengalami kebusukan. Biji kacang panjang akan tumbuh setelah 4-5 hari.
Pemasangan Ajir
Pemasangan
ajir (lanjaran) bisa dilakukan dengan menggunakan bambu atau kayu, panjang
lanjaran kira-kira 180 cm-200 cm. Kacang panjang merupakan tanaman yang membelit
dan merambat, sehingga mutlak diperlukan lanjaran. Model pemasangan turus bisa berbentuk segitiga atau sesuai dengan
keinginan, kebanyakan petani menggunakan segitiga, karena bentuk segitiga mudah
dibuat (Sastradihardja,
2011).
Pemupukan
Pemupukan
merupakan langkah yang penting dilakukan, karena tanaman tidak akan memberikan hasil yang
maksimal jika tidak diberi pupuk. Jika lahan yang digunakan tandus, maka diberi pupuk kandang sebagai pupuk dasar sebanyak 10 ton per hektar. Selain pupuk kandang bisa juga
diberi pupuk buatan, yaitu KCl 125 kg/ha, TSP 200 kg/ha, dan Urea 50 kg/ha. Pemupukan bisa dilakukan dengan membuat larikan pada pinggir bedengan, atau dengan cara penugalan di
kiri dan kanan tanaman
(Rukmana, 1995).
Penyiraman
Pada fase awal pertumbuhan benih hingga tanaman muda, penyiraman dilakukan rutin
tiap hari, jika tidak ada hujan. Pada fase tersebut tanaman
sangat membutuhkan air yang cukup, jika penyiraman jarang dilakukan maka tanaman akan layu dan akhirnya
mengalami kematian.
Pengendalian Gulma
Penyiangan
dilakukan pada waktu tanaman berumur 2-3 minggu setelah tanam, tergantung
pertumbuhan rumput di kebun. Penyiangan dengan cara mencabut rumput dengan tangan
atau dengan alat cangkul
atau kored.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian
hama dan penyakit dilakukan apabila tanaman mulai ada tanda-tanda terserang
bakteri atau virus. Jika tidak segera dilakukan maka pertumbuhan akan terganggu, sehingga hasil buahnya tidak
memuaskan. Hama yang
sering menyerang tanaman kacang panjang yaitu: penggerek polong (Maruca testulalis). Hama ini menyerang polong muda dan tua hingga berlubang atau putus, dan bisa dikendalikan dengan
penyemprotan insektisida sejak tanaman berbunga. Lalat kacang (Agromyza phaseoli), lalat ini menyerang daun
kacang panjang sejak pertumbuhan (14 hari) hingga tanaman berumur satu bulan. Hama ini bisa dikendalikan
dengan cara pergantian tanaman atau rotasi tanaman, dan juga penyemprotan insektisida
Tamaron 22 EC dengan dosis 2-4 cc/liter air atau Basudin 10 G dengan dosis 7,5-10 kg/hektar. Penyakit yang sering menyerang
tanaman kacang panjang adalah layu (Sclerotium
sp.) penyakit ini disebabkan oleh jamur atau cendawan karena pengaruh
kelembaban yang tinggi. Penyakit ini bisa diatasi dengan penyemprotan fungisida Dithane M-45 dengan
dosis 2 gram/liter air (Tim Karya Tani Mandiri, 2011).
Panen dan Pascapanen
Panen merupakan saat-saat
yang paling ditunggu-tunggu oleh petani. Kacang panjang untuk konsumsi (polong muda) bisa
dipanen pada umur 40-50 hari setelah tanam, sedangkan polong tua dapat dipanen pada umur
90-120 hari setelah tanam tergantung varietas yang ditanam, musim dan
ketinggian daerah.
Biasanya pemetikan polong dilakukan 5-15 kali, sampai polongnya habis semua. Produksi polong muda kacang
panjang berkisar 4-9 ton per hektar. Jumlah produksi ini tergantung varietas dan keadaan lingkungan tanamannya. Sebagai contah kacang panjang
varietas usus hijau, produksinya cukup tinggi, dapat mencapai 15 ton polong
muda tiap hektar.
Kegiatan pascapanen bertujuan agar sayuran yang
telah dipanen terlindungi dari kerusakan fisik dan kebusukan. Dengan demikian, mutu sayuran yang akan
dipasarkan tetap baik. Sampai saat ini kacang panjang belum diolah atau diawetkan untuk jangka
waktu lama. Kacang
panjang lebih banyak dikonsumsi dalam keadaan segar.
Penanganan pascapanen untuk kacang panjang
antara lain sortasi, pe-ngemasan dan pengangkutan. Tidak semua sayuran yang telah
dipanen layak dipasarkan. Oleh karena itu, petani perlu mengadakan sortasi atau pemilahan berdasarkan kualitas dan
keseragaman. Untuk pasar tradisional, sortasi kurang diperhatikan karena pasar tradisional tidak menuntut
keseragaman mutu yang baik. Lain halnya dengan pasar khusus atau pasar swalayan
(supermarket) yang menghendaki produk yang seragam dan baik mutunya. Pengemasan bertujuan untuk memudahkan dalam pengangkutan. Kacang panjang yang akan
dipasarkan di pasar tradisional biasanya tidak dikemas secara khusus, namun pengemasan dilakukan sederhana
dalam bentuk ikatan besar atau kecil yang beratnya sekitar 250-2500 gram tiap
ikat (Suhaeni, 2007).
Deskripsi Kacang Panjang
Varietas Parade
Asal
|
: PT East West Seed Indonesia
|
Silsilah
|
: Seleksi galur turunan persilangan 2408 x 2323
|
Golongan Varietas
|
: Menyerbuk sendiri
|
Umur awal panen
|
: 45 hst
|
Umur akhir panen
|
: 78 hst
|
Tipe pertumbuhan
|
: Merambat
|
Warna batang
|
: Hijau
|
Bentuk batang
|
: Segi enam
|
Warna daun
|
: Hijau
|
Bentuk daun
|
: Delta memanjang
|
Tepi daun
|
: Mulus
|
Ujung daun
|
: Runcing
|
Permukaan daun
|
: Halus tidak berbulu
|
Warna tangkai daun
|
: Hijau muda
|
Panjang tangkai daun
|
: 9-10 cm
|
Umur mulai berbunga
|
: 35 hst
|
Warna bunga
|
: Ungu
|
Bentuk bunga
|
: Seperti kupu-kupu
|
Warna polong muda
|
: Hijau tua
|
Bentuk polong
|
: Gilig
|
Ukuran polong
|
: Panjang 75-85 cm. Diameter 0,7- 0,8 cm
|
Jumlah polong Per tandan
|
: 1-3 polong
|
Jumlah polong per tanaman
|
: 20-30 polong
|
Berat polong per tanaman
|
: 0,7-1,0 kg
|
Jumlah polong muda per kg
|
: 46 polong
|
Rasa polong muda
|
: Manis
|
Tekstur polong muda
|
: Renyah
|
Jumlah biji per polong
|
: 17-20 biji
|
Warna biji
|
: Merah ujung putih
|
Bentuk biji
|
: Lonjong
|
Berat 1.000 biji
|
: 137 g
|
Daya simpan pada suhu kamar
|
: 5-6 hari
|
Hasil polong segar
|
: 12-25 ton/ha
|
min dapus nya dicantumkan
BalasHapusterima kasih infonya
BalasHapuscek website cipto rental mobil yuk Rental
Mobil Malang
suka sekali baca info budidayanya
BalasHapusweb www oriflame co id