TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sejarah Tanaman Sawi Putih
Petsai merupakan tanaman sayuran
daun dari keluarga Cruciferae yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan cocok
untuk dikembangkan di daerah sub tropis maupun tropis. Petsai diduga berasal
dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur. Tanaman ini telah dibudidayakan sejak
2.500 tahun yang lalu, kemudian menyebar ke Philipina dan Taiwan.
2.2. Klasifikasi Tanaman Sawi Putih
Menurut klasifikasi dalam tatanama
tumbuhan, petsai termasuk ke dalam :
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Sub Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Papavorales
Famili : Cruciferae atau Brassicaceae
Genus : Brassica
Spesies : Brassica chinensis L. atau B.campestris var. chinensis
Kelas : Angiospermae
Sub Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Papavorales
Famili : Cruciferae atau Brassicaceae
Genus : Brassica
Spesies : Brassica chinensis L. atau B.campestris var. chinensis
Tanaman sawi putih termasuk tanaman sayuran cruciferae
(kubis-kubisan), yang memiliki
ciri daun dan bunga yang berbentuk vas kembang. Cruciferae berbunga sempurna dengan
enam benang sari yang terdapat dalam dua lingkaran. Empat benang sari dalam
lingkaran dalam, sisanya dalam lingkaran luar. Sayuran Cruciferae atau Brassicaceae meliputi
beberapa genus, diantaranya ialah kubis (kol), petsai (sawi putih), sawi, dan
lobak (Sunarjono, 2007).
2.3. Morfologi Tanaman Sawi Putih
Petsai berbatang pendek hingga hampir tidak terlihat. Daunnya bulat panjang, kasar, berkerut, rapuh serta berbulu halus dan
tajam. Urat (tulang) daun utamanya lebar dan berwarna putih. Rasa daun petsai masak lunak, sedangkan yang mentah agak pedas. Pola
pertumbuhan daun mirip tanaman kubis. Daun yang muncul terlebih dahulu menutup daun yang
tumbuh kemudian hingga membentuk krop bulat panjang yang berwarna putih. Susunan dan warna bunganya pun seperti kubis. Biji petsai berwarna hitam kecoklatan dengan
ukuran lebih kecil dari biji kubis (Sunarjono, 2007).
2.4. Varietas Tanaman Sawi Putih
Tanaman petsai merupakan tanaman semusim. Hampir semua orang senang makan petsai, terutama
orang-orang di Negara Cina. Tanaman ini
berasal dari Tiongkok, tetapi telah banyak diusahakan di Indonesia. Tanaman ini merupakan tanaman sayuran yang penting setelah kubis karena
rasanya enak dan sumber vitamin A, vitamin B dan vitamin C (Sunarjono, 2007). Menurut Wahyudi (2010), tanaman ini mempunyai empat varietas, yaitu
A.
Yokohama F-1
Pertumbuhan tanaman tegak memanjang dan seragam. Bentuk krop oval panjang dan berwarna hijau terang. Bentuk krop padat. Berat krop rata-rata 1,5-2,5 kg. Tekstur daun renyah,
sehingga cocok untuk dikonsumsi segar. Tahan ter-hadap penyakit busuk lunak.
Rekomendasi ketinggian tempat penanaman 600-1.300 m dpl. Panen pada umur 65-70 HST. Potensi produksi 30-35 ton per hektar.
B.
Okinawa F-1
Petumbuhan tanaman sangat kuat dan seragam. Bentuk krop silindris (oval agak
bulat) dan berwarna hijau terang. Performa krop padat, berat krop rata-rata 1,5-2,5 kg. Tidak mudah pecah, sehingga tahan terhadap pengangkutan jarak jauh. Tahan
terhadap penyakit busuk lunak. Rekomendasi ketinggian tempat pe-nanaman 900-1.300 m dpl. Panen pada umur 55-60 HST. Potensi 30-55 ton per hektar.
C.
Jerri F-1
Pertumbuhan tanaman kuat dan seragam. Berbentuk krop silindris (oval agak bulat) dan
berwarna hijau terang. Performa krop padat. Berat krop rata-rata1,5-2,0 kg. Tahan terhadap penyakit busuk lunak dan
downy mildew. Rekomendasi kertinggian tempat penanaman 500-1.500 m dpl. Panen pada umur 55-60 HST. Potensi
produksi 25-30 ton per hektare.
D.
Leony F-1
Pertumbuhan tanaman tegak dan seragam. Bentuk krop silindris (oval agak bulat) dan
berwarna hijau terang. Performa krop padat. Berat krop rata-rata 2-3 kg. Tahan terhadap penyakit busuk lunak, akar gada, dan virus. Rekomendasi ketinggian tempat penanaman 500-1.500 m dpl. Panen pada umur 65-70 HST. Potensi produksi 30-35 ton per hektare.
2.5. Syarat Tumbuh
Daerah yang cocok untuk
penanaman sawi putih atau petsai menurut Wahyudi (2010) yaitu tipe tanah
lempung sampai lempung berpasir, gembur, mengandung bahan organik, pH tanah
optimum 6,0-6,8. Ketinggian tempat 600-1.500 m dpl. Persyaratan
lain lokasi terbuka dan memperoleh sinar matahari langsung serta drainase air
lancar.
Menurut
Sunarjono (2007) tanaman petsai jarang ditanam di daerah dataran rendah karena
tidak mau membentuk krop. Kalaupun membentuk
krop, kropnya kecil sekali atau keropos. Waktu tanam petsai yang
baik ialah menjelang akhir musim hujan (Maret) atau awal musim hujan (Oktober)
karena tanaman agak tahan terhadap hujan.
Akan tetapi, perawatan tanaman pada musim
hujan akan lebih berat daripada musim kemarau karena serangan ulat daun.
2.6. Teknik Budidaya
Teknik budidaya tanaman sawi putih menurut
Wahyudi (2010) yaitu :
1. Penyiapan
Bibit
a. Persemaian
Benih
Kebutuhan benih per
hektare sekitar 200-250 g. Menyiapkan
media se-maian berupa tanah sebanyak 2-3 bagian dan pupuk kandang matang
sebanyak 1 bagian. Campuran tanah dan
pupuk kandang, selanjutnya
disaring
menggunakan ayakan pasir,
menyiapkan bumbungan semai, yakni semacam polibag tetapi
ter-buat dari daun pisang. Kebutuhan bumbungan
untuk persemaian 34.000-35.000 buah/ha. Siapkan tempat
persemaian berupa bedengan dengan lebar 100 cm dan tinggi 15-20 cm, yang dilengkapi dengan pembatas di
sisi-sisinya. Pembatas ter-sebut
dapat dibuat dari bilah bambu atau kayu.
Tempat
persemaian harus terbuka, mudah diawasi dan jauh dari gangguan binatang
peliharaan, seperti ayam, anjing dan
kucing.
Susun bumbungan di
tempat bedengan persemaian sambil mengisi media semai kedalam bumbungan. Sehari
sebelum penanaman benih, siram media semai di bumbungan hingga lembap (sampai
di dasar bumbungan). Tanam benih satu
per satu di tengan media bumbungan secara berurutan dari ujung ke ujung agar
tidak ada yang terlewat. Timbun permukaan media bumbungan dengan selapis media semai
setebal 0,5 cm. Tutup bedengan
persemaian dengan karung, daun pisang, atau plastik selama 3-4 hari (hingga
tampak benih sudah mulai berkecambah).
b. Perawatan
Semaian
Setelah penutup dibuka
dan benih sudah berkecambah, disiram
secara rutin untuk menjaga kelembapan media semaian. Jika
ditemukan serangan penyakit dumping off
(bercak basah dipangkal batang yang
menyebabkan bibit rebah), semprotkan fungisida benlate dengan dosis 1 g/liter
air atau orthocide dengan dosis 3 g/liter air. Tanam bibit di lahan (transplanting) setelah berdaun sejati 2 lembar (umur 18-20 hari).
2. Pengolahan
Lahan Menurut Sunarjono (2007)
Tanah yang akan ditanami digemburkan dengan cara
dicangkul sebaik-baiknya. Tanah yang yang telah
dicangkul akan menjadi remah sehingga aerasinya berjalan baik dan zat-zat
beracun pun akan hilang. Selanjutnya, rumput-rumputan (gulma) dihilangkan,
terutama akar alang-alang supaya akar-akar tanaman sayuran dapat tumbuh dengan
bebas tanpa persaingan dan perebutan unsur hara dengan gulma.
Menurut
Wahyudi (2010),
jika pH tanah kurang dari 5,0 lakukan pe-ngapuran minimum 1 ton per hektare. Untuk
menaikkan 1 point pH tanah, di-perlukan
2 ton kapur pertanian (dolomit atau kalsit).
Cangkul atau bajak tanah untuk membalik dan memecah agregat tanah.
Buat bedengan dengan lebar
100-150 cm, tinggi 20-30 cm dan panjang ter-gantung keadaan lahan. Lebar parit
antar bedengan 40-60 cm dengan kedalaman 30-35 cm (Susila, 2006).
3. Pemupukan
Tanaman
perlu diberikan pupuk. Jenis pupuk yang diberikan adalah pupuk kandang atau
kompos. Pupuk tersebut berfungsi untuk menyediakan hara organik bagi tanaman,
memperbaiki struktur tanah, dan menahan air dalam tanah. Perlu diperhatikan
pula pupuk tersebut sudah tidak membusuk dan mengurangi lagi sehingga tidak menghasilkan
panas, bila
unsur tersebut kurang dari kebutuhan tanaman, dapat diatasi dengan penambahan
pupuk buatan, biasanya berupa nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). Sumber
N diperoleh dari ZA (20% N), urea (42% N). Sumber P diperoleh dari
TSP (45% P2O5), DS (45% P2O5), SP36
(36%P2O5), atau Posfat alam (30% P2O5 dan
40% CaO). Sementara sumber K
ialah KCL (50% K2O) atau ZK (28%K2O) (Sunarjono, 2007).
4. Penanaman
Jarak tanam 50 x
60, lubang tanam dibuat sesuai jarak tanam
sedalam cangkul atau dengan
ukuran 30 x 30 x 30 cm. Waktu tanam yang baik
pada pagi dan sore hari. Pilih bibit
yang segar dan sehat. Bibit segera ditanam
pada lubang tanam dengan memberi tanah halus sedikit demi sedikit dan tekan
tanah perlahan agar benih berdiri tegak.
Siram bibit dengan air sampai basah benar (Susila, 2006).
5. Pemupukan
Susulan
Pemupukan susulan
dilakukan 2 kali pada umur 2 dan 4 minggu. Cara pemberian pada
larikan atau melingkari tajuk tanam sejauh 15-20 cm sedalam 10-15 cm, kemudian
ditutup tanah. Perkiraan dosis dan waktu
aplikasi ditutup tanah. Perkiraan dosis
dan waktu aplikasi pemupukan dapat dilihat pada Tabel 1.
Umur
|
Urea
|
ZA
|
SP36
|
KCL
|
Target pH
|
Kg/ha/musim
tanam
|
6,5
|
||||
Preplant
|
109
|
233
|
311
|
112
|
-
|
2 MST
|
54
|
117
|
|
56
|
-
|
4 MST
|
54
|
117
|
|
56
|
-
|
Sumber : Maynard dan Hocmuth, 1999 dalam Susila,
2006.
MST
= Minggu Setelah Tanam
6. Pemeliharaan
a. Penjarangan
dan penyulaman
Penjarangan
hanya dilakukan sekali
saat penyemaian, yaitu saat berumur 10-15 hari. Penyulaman
hampir tidak dilakukan karena umur tanaman yang pendek (2-3 bulan) (Susila, 2006). Jika ada tanaman yang mati, segera ganti
dengan bibit yang baru (Wahyudi, 2010).
b. Penyiangan
atau Sanitasi Lahan
Dilakukan 1-2
kali sebelum pemupukan dan sama dengan penggemburan tanah pada waktu tanam
berumur 2 dan 4 minggu dengan hati-hati karena dapat merusak sistem perakaran
tanaman (Susila, 2006).
melakukan
penyiangan gulma di sekitar tanaman, termasuk di selokan. Selain sebagai pesaing
tanaman pokok dalam menyerap unsur hara dari tanah, gulma bisa menjadi tempat
berkembang biak hama ulat (Wahyudi, 2010).
c. Pengairan
dan Penyiraman
Pada
fase awal pertumbuhan, dilakukan 1-2 kali sehari terutama pada musim kemarau dan
berangsur-angsur dikurangi. Waktu
penyiraman pagi atau sore hari dengan gembor, dengan selang atau cara dileb
(Susila, 2006). Lakukan penyiraman atau
pengairan secara rutin (Wahyudi,
2010).
d. Penyemprotan
Pestisida
Dilakukan
sebelum hama menyerang tanaman atau rutin 1-2 minggu sekali dengan ringan.
Jenis dan dosis pestisida yang digunakan tergantung dengan hama yang
dikendalikan dan tingkat populasi hama tersebut (Susila, 2006).
7. Hama
dan Penyakit Utama pada Sawi Putih
a. Ulat
Tanah (Agrotis sp.)
Ulat
yang berwarna cokelat sampai cokelat kehitaman ini menyerang tanaman kecil
setelah ditanam di lahan. Serangan biasanya
dilakukan pada malam hari, karena prilaku ulat ini takut sinar matahari. Pangkal batang tanaman yang masih sangat
sukulen digerek hingga putus, menyebabkan tanaman mati karena sudah tidak
memiliki titik tumbuh. Pencegahannya yaitu lakukan sanitasi lahan
secara benar, termasuk pada galengan atau parit disekitar lahan. Pem-berantasannya yaitu jika ditemukan gejala
awal segera berantas dengan insektisida granul.
Taburkan sedikit insektisida tersebut disamping pokok tanaman. Dosisnya
0,3—0,4 pertanaman atau 6 kg insektisida granul per hektare.
b. Ulat
Perusak Daun ( Plutella xylostella)
Ulat kecil
berwarna hijau muda. Panjang tubuhnya
sekitar 7-10 mm. Ulat ini suka bergerombol saat menyerang
tanaman dan lebih menyukai pucuk tanaman.
Akibatnya, daun muda dan pucuk tanaman berlubang. Jika serangan sudah sampai ke titik tumbuh
tunas, proses pembentukan krop akan sangat terganggu. Lebih parah lagi, krop
tidak terbentuk. Pencegahannya dengan
cara melakukan sanitasi (penyiangan) lahan dengan baik. Pemberantasannya yaitu jika serangan hama ini
sudah tampak, segera semprot dengan insektisida yang tepat. Insektisida yang bisa dipakai diantaranya
March 50 EC, Proclaim 5 SG, Decis 2,5 EC, dan Buldok 25 EC. Gunakan sesuai
dosis anjuran di label kemasan.
c. Downy
Mildew (Pseudoperonospora sp.)
Penyakit
ini suka menyerang tanaman sawi putih. Gejala
awal, muncul bercak kuning dengan bentuk kotak-kotak mengikuti alur tulang
daun. Bercak ini dimulai dari daun tua,
semakin lama, daun yang menguning semakin lebar mengarah ke daun yang lebih
muda di atasnya. Pencegahannya yaitu hindari me-nanam sawi
putih berdekatan dengan tanaman yang berumur lebih tua dan ter-serang penyakit
ini. Perbaiki drainase lahan, terutama
pada musim hujan. Lakukan sanitasi lahan
secara rutin.
Pemberantasannya
yaitu jika tampak gejala awal, segera semprot dengan fungisida yang tepat. Arahkan mata spray ke permukaan daun atas ataupun bawah. Fungisida
yang dapat digunakan antara lain Anvil 50 SC, Nimrod 250 EC dan Score 250
EC. Gunakan sesuai dosis anjuran di
label kemasan.
d. Penyakit
Akar Gada (Plasmodiuphora brassicae)
Penyakit ini
menyerang perakaran tanaman. Gejala penyakit, semula
tanaman tampak layu hanya pada siang hari yang cerah dan panas. sebaliknya,
pada pagi hari kondisi segar. Pertumbuhan tanaman
terhambat. Jika tanaman di-cabut akan tampak benjolan-benjolan besar seperti
kanker di perakaran. Bila tingkat serangannya sudah parah, tanaman
sama sekali tidak bisa berproduksi. Pencegahannya, yaitu hindari menanam di lahan
bekas sawi putih dan familinya (brokoli, bunga kol, kubis dan sebagainya) yang
terindikasi serangan penyakit ini. Melakukan pergiliran tanaman, terutama
dengan jagung dan kacang-kacangan untuk memutus rantai hidup fungi penyebab
penyakit.
Pemberantasannya
yaitu hingga saat ini belum ditemukan fungisida untuk memberantas penyakit akar
gada, khususnya setelah tanaman terserang.
Melakukan
pengawasan dan pencegahan secara ketat agar usaha tani sawi putih berhasil.
8. Panen
dan Pascapanen
Ciri
petsai yang siap panen adalah krop berukuran besar dan kompak, umur panen 25-65
hari ( tergantung varietas). Cara panen
dengan memotong bagian batang diatas tanah dengan pisau tajam. Tanaman yang baik dan tidak terserang hama
dan penyakit, berproduksi 2-3 kg per tanaman (Simanjuntak, 1994 dalam Susila, 2006) atau 25-60 ton/ha
(Rukmana, 1994 dalam Susila, 2006),
tergantung varietas dan jumlah populasi tanaman.
Kumpulkan hasil panen
di tempat yang teduh dan
terlindung dari hujan dan panas. Pasar
supermarket menginginkan pengemasan khusus.
Berikut terhadap pengerjaannya.
-
Kupas lembaran-lembaran daun yang
berwarna hijau di krop hingga tampak berwarna putih kehijauan sampai putih.
-
Ratakan batang di dasar krop menggunakan
pisau tajam.
-
Bungkus krop dengan plastik wrapping. Satu buah krop dalam satu bauh kemasan.
-
Susun rapi krop di dalam boks plastik
untuk selanjutnya dikirim ke supermarket.
Pasar
tradisional tidak memerlukan kemasan khusus.
Pengupasan krop tidak dilakukan. Daun
hijau yang membungkus krop untuk sementara dibiarkan. Tujuannya, untuk menghindari gesekan saat
pengangkutan. Biasanya setelah sampai di tempat penampungan, pengupasan baru
dilakukan lebih bersih (Wahyudi,
2010).
daftar pustakanya kok gk ad bos???
BalasHapusksh daftar pustaka donk bos....
smg smakin sukses buat agan..
BalasHapusini mana daftar pustakanya sobat?
BalasHapusbutuh daftar pustakannya vroh, u,u
BalasHapusKami tantang para semua yang suka bermain judi online
BalasHapusdengan kemungkinan menang sangat besar.
Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
PIN BB : D61E3506
Whatsapp : +85598249684
L ine : Sinidomino
poker online
ebobet
BalasHapusbola88
idn poker
agen bola88
idn live
agen slot
Agen Bola Online Terpercaya
Agen Sbobet
Agen Slots online
Agen Slots Terbaik
Agen Slots Terpecaya
Agen Bola88 Terpecaya
Agen Judi Bola Online
Agen Judi Slots Terpecaya
Bandar Bola Terpecaya
Bandar Casino Online
Bandar Slots Terbaik
Bandar Slots Terpecaya
idn slots
Link Alternatif Web Ebobet
Alternatif Link Ebobet
terimakasih atas infonya kak,semoga jaya terus dan semakin berkembang dalam berkarya,sekaligus menambahkan wawasan saya
BalasHapusBTW jangan lupa buat mampir ke website kampus saya
ISB Atma Luhur
perkenalkan nama saya muhammad rinaldy
info yang sangat bagus kak
BalasHapusseo adalah singkatan dari
Ayo Pasang Taruhanmu Sekarang di ItuBolaAgen Judi Bola & Casino Online Terpercaya dan Terbaik
BalasHapusdi Indonesia.
Minimal Deposit Rp. 25.000,- Dan untuk minimal Withdraw Rp. 50.000,-
Proses Deposit & Withdraw Yang Tercepat.
=> Bonus Cashback 5% (dibagikan setiap Hari Senin)
=> Customer Service 24 Jam Nonsto
=> Support Deposit Via Aplikasi OVO,PULSA,GOPAY
Link Alternatif
ituBola Online
Agen Taruhan Judi Teraman, Situs Taruhan Judi Teraman, Agen Judi Bola, Agen Judi Bola Online,
Agen, Bola Online, Agen Sportsbook
Gimana cara membuat benih sawi mas
BalasHapus