Klasifikasi Tanaman Karet
Genus tanaman karet terdiri atas 20 spesies yang keseluruhannya berasal
dari lembah Amazon. Beberapa di antara
spesies tersebut mempunyai morfologi dan sitologi yang berbeda yakni Hevea
brasiliensis, Hevea spruceana, Hevea benthamiana, Hevea pauciflora dan
Heveaa rigidifolia. Spesies yang mampu memproduksi lateks adalah Hevea
brasiliensis Muell Arg (Anwar, 2001).
Klasifikasi botani tanaman
karet Hevea brasiliensis Muell
Arg termasuk pada Famili
Euphorbiaceae, Genus
Hevea, Spesies
Hevea brasiliaensis Muell Arg. Karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi
dan berbatang cukup besar. Batang tanaman mengandung getah yang dinamakan
lateks. Daun karet berwarna hijau terdiri dari tangkai daun. Panjang tangkai
daun utama 3-20 cm. Panjang tangkai anak daun sekitar 3-10 cm dan ujungnya
bergetah. Biasanya
ada tiga anak daun yang terdapat pada sehelai daun karet. Anak daun berbentuk
eliptis, memanjang dengan ujung meruncing. Biji karet terdapat dalam setiap
ruang buah. Jumlah biji biasanya ada
tiga kadang enam sesuai dengan jumlah ruang. Akar tanaman karet merupakan akar
tunggang. Akar tersebut mampu menopang
batang tanaman yang tumbuh tinggi dan besar (Anwar, 2001).
Syarat Tumbuh Tanaman Karet
Daerah yang cocok untuk tanaman karet
adalah pada zona antara 1500 LS dan 1500 LU. Pertumbuhan
tanaman karet diluar tersebut agak terhambat sehingga mulai produksinya juga
terlambat. Tanaman karet memerlukan curah hujan optimal antara 2.500 mm sampai
4.000 mm/tahun, dengan hari hujan berkisar100 - 150HH/tahun. Jika sering hujan
pada pagi hari produksi akan berkurang, hal
tersebut dikarenakan jika penyadapan pada waktu hujan kualitas lateks encer.
Tanaman karet tumbuh optimal pada
dataran rendah dengan ketinggian 200 meter dari permukaan laut (m dpl ).
Ketinggian > 600 m dpl tidak cocok
untuk pertumbuhan tanaman karet. Suhu optimal diperlukan berkisar antara 25o
C sampai 35o C. Lahan
kering untuk pertumbuhan tanaman karet pada umumnya lebih mempersyaratkan sifat
fisik tanah dibandingkan dengan sifat kimianya. Hal tersebut disebabkan
perlakuan kimia tanah agar sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet dapat
dilaksanakan dengan lebih mudah dibandingkan dengan perbaikan sifat fisiknya.
Berbagai jenis tanah dapat sesuai dengan
syarat tumbuh tanaman karet baik tanah vulkanis
muda dan tua, bahkan pada tanah gambut < 2 m. Tanah vulkanis mempunyai sifat
fisika yang cukup baik terutama struktur, tekstur, solum, keda-laman air tanah,
aerasi dan drainasenya, tetapi sifat kimianya secara umum kurang baik karena
kandungan haranya rendah. Tanah alluvial
biasanya cukup subur, tetapi sifat fisikanya terutama drainase dan aerasinya
kurang baik. Reaksi tanah berkisar antara pH 3, 0 - pH 8,0 tetapi tidak sesuai
pada pH < 3,0 dan > pH 8,0 (Anwar, 2001).
Teknik Budidaya
Pembibitan
Tanaman
Hal yang
paling penting dalam penanaman karet adalah bibit/bahan tanam, dalam hal
tersebut bahan tanam yang baik adalah
berasal dari tanaman karet okulasi, dikarenakan bibit hasil okulasi klon
yang digunakan jelas asal-usulnya. Persiapan bahan tanam dilakukan paling tidak
1,5 tahun sebelum penanaman. Bahan
tanaman yang perlu disiapkan adalah batang bawah (root stoct), entres/batang atas (budwood),
dan okulasi (grafting) pada penyiapan bahan tanam (Khaidir, 1996).
Persiapan
batang bawah merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh ba-han tanam yang
mempunyai perakaran kuat dan daya serap
hara yang baik. Untuk mencapai kondisi tersebut, diperlukan pembangunan pembibitan batang bawah yang memenuhi syarat
teknis yang mencakup persiapan tanah pembibitan, pena-nganan benih, perkecambahan, penanaman kecambah, serta usaha pemeliharaan tanaman di pembibitan. Untuk
mendapatkan bahan tanam hasil okulasi yang baik diperlukan entres yang baik, pada
dasarnya mata okulasi dapat diambil dari dua sumber yaitu entres cabang dari kebun produksi atau
entres dari kebun entres. Perbedaan keduanyaa adalah entres dari kebun produksi merupakan kebun
yang telah memproduksi lateks, sementara kebun entres merupakan kebun yang di
gunakan untuk menyediakan batang atas khusus tanpa memproduksi lateks. Sebaiknya untuk sumber mata okulasi dipilih
dari kebun entres murni, karena entres cabang akan menghasilkan tanaman yang pertumbuhannya tidak seragam dan keberhasilan
okulasinya rendah (Khaidir, 1996). Okulasi merupakan salah satu cara perbanyakan
tanaman yang dilakukan dengan menempelkan mata entres dari satu tanaman ke
tanaman sejenis dengan tujuan mendapatkan sifat yang unggul (Khaidir, 1996).
Hasil
okulasi akan diperoleh bahan tanam karet unggul berupa stum mata tidur, stum
mini, bibit dalam polybag, atau stum
tinggi. Untuk tanaman karet, mata entres tersebut yang merupakan bagian atas
dari tanaman dan dicirikan oleh klon yang digunakan sebagai batang atasnya.
Penanaman
bibit tanaman karet harus tepat waktu untuk menghindari tingginya angka
kematian di lapang. Waktu tanam yang sesuai adalah pada musim hujan, dikarenakan
jika penanaman pada awal musim hujan sumber air tersedia, sehingga tanaman
tidak mengalami kekeringan. Selain itu perlu disiapkan tenaga kerja untuk
kegiatan pembuatan lubang tanam,
pembongkaran, pengangkutan, dan penanaman bibit. Bibit yang sudah di bongkar
sebaiknya segera ditanam dan tenggang waktu yang diperbolehkan paling
lambat satu malam setelah pem-bongkaran (Khaidir,1996).
Pembukaan
lahan (Land Clearing)
Lahan tempat tumbuh tanaman karet harus
bersih dari sisa-sisa tumbuhan sehingga
jadwal pembukaan lahan harus disesuaikan dengan jadwal penanaman. Kegiatan pembukaan
lahan meliputi pembabadan semak belukar, penebangan pohon, perencanaan dan pemangkasan,
pendongkelan akar kayu, penumpukan dan pembersihan. Seiring dengan pembukaan
lahan tersebut dilakukan penataan lahan dalam blok-blok, penataan jalan-jalan
kebun dan penataan saluran drainase
dalam perkebunan (Anwar, 2001).
Persiapan
Lahan Penanaman
Lahan yang akan digunakan sebagai lokasi
penanaman tanaman karet juga diperlukan
pelaksanaan dalam berbagai kegiatan yang secara sistematis dapat menjamin
kualitas lahan yang sesuai dengan persyaratan. Kegiatan persiapan la-han
pertanaman karet di antaranya pemberantasan
alang-alang dan gulma lain. Lahan yang telah selesai tebas, tebang dan
lahan lain yang mempunyai vegetasi alang-alang, dilakukan pemberantasan alang-alang
dengan menggunakan Her-bisida kimia
antara lain Round up, Scoup, Dowpon atau
Dalapon (Sugito, 2007).
Pengolahan
Tanah
Pengolahan tanah untuk pertanaman karet
dapat dilaksanakan dengan sistem minimum
tillage, yakni dengan membuat larikan antara barisan satu meter dengan cara
mencangkul selebar 20 cm. Pengolahan tanah secara mekanis untuk lahan tertentu
dapat dipertimbangkan dengan tetap menjaga kelestarian dan kesuburan tanah (Anwar,
2001).
Pengajiran
Pada dasarnya pemancangan ajir adalah
untuk menentukan tempat
lubang tanaman dengan ketentuan jarak tanaman disesuaikan dengan kondisi lahan. Pada lahan yang relatif datar jarak tanam adalah 7 m x 3 m (476
lubang/hektar) berbentuk barisan lurus mengikuti arah Timur - Barat berjarak 7
m dan arah Utara Selatan berjarak 3 m. Hal tersebut supaya intensitas cahaya matahari
yang masuk ke pertanaman karet lebih besar. Lahan
bergelombang atau berbukit jarak tanam 8 m x 2,5 m (500 lubang/ha). Bahan ajir
dapat menggunakan potongan bambu tipis dengan ukuran 20 cm – 30 cm. Pada setiap
titik pemancangan ajir tersebut merupakan tempat penggalian lubang untuk
tanaman (Cahyono, 2010).
Pembuatan Lubang Tanam
Ukuran lubang untuk tanaman dibuat 60 cm
x 60 cm bagian atas, dan 40 cm x 40 cm bagian dasar dengan kedalaman 60 cm.
Pada waktu membuat lubang tanam, tanah bagian atas (top soil) diletakkan
di sebelah kiri dan tanah bagian bawah (sub soil) diletakkan di
sebelah kanan lubang tanaman dibiarkan selama 1 bulan sebelum bibit karet
ditanam (Anwar, 2001).
Seleksi dan Penanaman
Bibit
Sebelum bibit ditanam, dilakukan seleksi bibit untuk memperoleh bahan
ta-nam yang memiliki sifat-sifat umum yang baik antara lain produksi tinggi, res-ponsif terhadap stimulasi
hasil, resisten terhadap serangan hama dan
penyakit daun dan kulit, serta pemulihan luka kulit yang baik. Beberapa syarat
yang harus dipenuhi bibit siap tanam adalah antara lain :
-
bibit karet di polybag mempunyai satu
atau dua daun payung,
-
mata okulasi benar-benar baik dan telah mulai bertunas,
-
akar tunggang tumbuh baik dan mempunyai akar lateral,
-
bebas dari penyakit jamur akar (Jamur Akar Putih).
Kebutuhan
Bibit
Jarak tanam 7 m x 3 m untuk tanah landai, diperlukan bibit tanaman
karet sebanyak 476 bibit, dan cadangan
untuk penyulaman sebanyak 47 (10%) se-hingga untuk setiap hektar kebun
diperlukan sebanyak 523 batang bibit karet.
Penanaman
Pada umumnya penanaman karet di lapangan
dilaksanakan pada musim penghujan antara September sampai Desember curah hujan
cukup banyak, dan hari hujan telah lebih dari 100 hari. Pada saat penanaman, tanah penutup lubang
digunakan top soil yang telah dicampur dengan pupuk Urea 50 gram dan SP36
sebesar 100 gram sebagai pupuk dasar. Tujuan
pemberian pupuk dasar bagi
karet adalah menyediakan unsur
hara yang dibutuhkan bagi pertumbuhan vegetatif dan generatif
tanaman khususnya tanaman yang baru tumbuh dilapangan
sehingga produksi yang dihasilkan lebih baik (Anwar, 2001).
Pemeliharaan
Tanaman
Pemeliharaan yang umum dilakukan pada
perkebunan tanaman karet meliputi pengendalian gulma, pemupukan dan
pemberantasan penyakit tanaman. Areal pertanaman karet, baik tanaman belum
menghasilkan (TBM) maupun tanaman sudah menghasilkan (TM) harus bebas dari
gulma seperti alang-alang (Imperata cylindrica), Mikania micrantha, eupatorium (Eupatorium sp), sehingga tanaman
dapat tumbuh dengan baik (Anwar, 2001).
Pemupukan
Pupuk dasar yang telah diberikan pada
saat penanaman, program pemu-pukan secara berkelanjutan pada tanaman karet
harus dilakukan dengan dosis yang seimbang, dua kali pemberian dalam setahun.
Jadwal pemupukan pada semester I yakni pada Januari/Februari dan pada semester
II yaitu Juli/Agustus.
Seminggu sebelum pemupukan, gawangan
lebih dahulu digaru dan piringan tanaman dibersihkan. Pemberian
SP36 biasanya dilakukan dua minggu lebih dahulu dari Urea dan KCl, dikarenakan
SP36 sukar larut dalam air dan tidak higroskopis sehingga pemberiannya lebih
awal (Hardjono, 1979).
Cara pemupukan tanaman karet ada dua
macam yaitu dengan cara manual circle
dan chemical strip weeding. Pemupukan
dengan cara manual dilakukan dengan membuat saluran melingkar di sekitar pohon
dengan jarak disesuaikan dengan umur tanaman. Umur 3-5 bulan saluran dibuat melingkar dengan jarak 20-30 cm dari tanaman.
Umur 6-10 bulan jarak dari tanaman 20-45 cm. Pemupukan dengan cara chemical strip dilakukan dengan cara meletakkan
pupuk diluar jarak 1-1,5 meter dari barisan tanaman (Sugito, 2007).
Pemberian pupuk tidak dilakukan pada waktu
hujan karena akan cepat tercuci oleh air hujan. Pemberian pupuk dilakukan pada pergantian musim hujan ke musim kemarau
( Sugito, 2007). Program dan dosis
pemupukan tanaman karet belum menghasilkan dan tanaman menghasilkan secara umum
dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2 sebagai berikut.
Umur Tanaman
|
Urea
(g/ph/th
|
SP36
(g/ph/th)
|
KCl
(g/ph/th)
|
Frekuensi
Pemupukan
|
1
tahun
|
250
|
150
|
100
|
2 kali/tahun
|
2 tahun
|
250
|
250
|
200
|
2 kali/tahun
|
3 tahun
|
250
|
250
|
200
|
2 kali/tahun
|
4 tahun
|
300
|
250
|
250
|
2 kali/tahun
|
5 tahun
|
300
|
250
|
250
|
2 kali/tahun
|
Sumber : Anwar, (2001)
Umur
tanaman
|
Urea
(g/ph/th)
|
SP36
(g/ph/th)
|
KCl
(g/ph/th)
|
Frekuensi
Pemupukan
|
6-15
tahun
|
350
|
260
|
300
|
2
kali/tahun
|
16-25 Tahun
|
300
|
190
|
250
|
2
kali/tahun
|
>25
tahun
|
200
|
-
|
150
|
2
kali/tahun
|
Sumber
: Anwar, (2001)
Pemberantasan Penyakit Tanaman
Penyakit karet sering menimbulkan
kerugian ekonomis di perkebunan karet. Kerugian yang ditimbulkan tidak hanya
berupa kehilangan hasil akibat kerusakan, tanaman, tetapi juga biaya yang
dikeluarkan dalam upaya pengendaliannya.
Oleh karena itu langkah-langkah
pengendalian secara terpadu dan efisien guna memperkecil kerugian akibat
penyakit tersebut perlu dilakukan. Lebih
dari 25 jenis penyakit menimbulkan kerusakan di perkebunan karet. Penyakit
tersebut dapat digolongkan berdasarkan nilai kerugian ekonomis yang ditimbulkan
(Anwar, 2001). Penyakit tanaman karet yang umum ditemukan pada perkebunan
adalah :
v
Jamur Akar Putih (Rigidoporus
microporus)
Penyakit
akar putih disebabkan oleh jamur Rigidoporus
micro-porus (Rigidoporus lignosus).
Penyakit tersebut mengakibatkan ke-rusakan pada akar tanaman. Gejala pada daun terlihat pucat
kuning dan tepi atau ujung daun terlipat ke dalam, kemudian daun gugur dan
ujung ranting menjadi mati. Ada kalanya terbentuk daun muda, atau bunga dan
buah lebih awal. Pada perakaran tanaman sakit tampak benang-benang jamur
berwarna putih dan agak tebal (rizomorf).
Jamur
kadang-kadang membentuk badan buah mirip topi berwarna jingga kekuning-kuningan
pada pangkal akar tanaman. Pada serangan berat, akar tanaman menjadi busuk
sehingga tanaman mudah tumbang dan mati. Kematian tanaman sering merambat pada
tanaman tetangganya. Penularan jamur biasanya berlangsung melalui kontak akar
tanaman sehat ke tunggul - tunggul, sisa akar tanaman atau perakaran tanaman
sakit. Serangan jamur akar putih sering dijumpai pada tanaman karet umur 1-5
tahun. Pengendalian tanaman yang terkena
jamur akar putih, sebaiknya dilakukan pada waktu serangan dini untuk
mendapatkan keberhasilan pengobatan dan mengurangi resiko kematian tanaman.
Bila pengendalian dilakukan pada waktu serangan lanjut maka keberhasilan
pengendalian hanya mencapai di bawah 80%.
v Kekeringan Alur Sadap (Tapping
Panel Dryness, Brown Bast)
Penyakit
kekeringan alur sadap mengakibatkan kekeringan alur sadap sehingga tidak
mengalirkan lateks, namun penyakit tersebut tidak mematikan tanaman. Penyakit
tersebut disebabkan oleh penyadapan yang terlalu sering, terlebih jika disertai
dengan penggunaan bahan perangsang lateks ethepon. Adanya kekeringan alur sadap
mula-mula ditandai dengan tidak mengalirnya lateks pada sebagian alur sadap.
Kemudian dalam beberapa minggu saja keseluruhan alur sadap ini kering tidak
me-ngeluarkan lateks. Bagian yang kering akan berubah warnanya menjadi cokelat
karena pada bagian ini terbentuk gum (blendok).
Kekeringan
kulit tersebut dapat meluas ke kulit lainnya yang seumur, tetapi tidak meluas
dari kulit perawan ke kulit pulihan atau sebaliknya. Gejala lain yang
ditimbulkan penyakit tersebut adalah ter-jadinya pecah-pecah pada kulit dan
pembengkakan atau tonjolan pada batang tanaman.
Pengendalian penyakit tersebut dilakukan
dengan menghindari pe-nyadapan yang terlalu sering dan mengurangi pemakaian Ethepon
ter-utama pada klon yang rentan terhadap kering alur sadap yaitu BPM 1, PB 235,
PB 260, PB 330, PR 261 dan RRIC 100. Etephon
merupakan se-nyawa kimia jenis konvensional berbahan aktif 2-chloroethyl
phosponic acid (etephon). Ethepon berfungsi
sebagai perangsang pengeluaran
lateks pada tanaman karet (Anwar, 2001).
Bila
terjadi penurunan kadar karet kering yang terus menerus pada lateks yang
dipungut serta peningkatan jumlah pohon yang terkena kering alur sadap sampai
10% pada seluruh areal, maka penyadapan diturunkan intensitasnya dari 1/2S d/2
menjadi 1/2S d/3 atau 1/2S d/4, dan peng-gunaan Ethepon dikurangi atau
dihentikan untuk mencegah agar pohon-pohon lainnya tidak mengalami kering alur
sadap.
Pengerokan
kulit yang kering sampai batas 3-4 mm dari kambium dengan memakai pisau sadap
atau alat pengerok. Kulit yang dikerok dioles dengan bahan perangsang
pertumbuhan kulit NoBB atau Antico F-96 sekali satu bulan dengan 3 ulangan.
Pengolesan NoBB harus diikuti dengan penyemprotan pestisida Matador 25 EC pada
bagian yang dioles sekali seminggu untuk mencegah masuknya kumbang penggerek.
Penyadapan
dapat dilanjutkan di bawah kulit yang kering atau di panel lainnya yang sehat
dengan intensitas rendah (1/2S d/3 atau 1/2S d/4). Penggunaan Ethepon dihindarkan pada pohon
yang kena kekeringan alur sadap. Pohon yang mengalami kekeringan alur sadap
perlu diberikan pupuk ekstra untuk mempercepat pemulihan kulit (Anwar, 2001).
Teknik Penyadapan/Panen
Penyadapan adalah salah satu kegiatan membuka pembuluh lateks agar la-teks
yang berada di dalam pembuluh tanaman karet keluar. Hal tersebut dapat di-lakukan dengan cara mengiris kulit
dengan ketebalan tertentu yang arahnya tegak lurus dengan pembuluh lateks. Hal
- hal yang perlu dipertimbangkan dalam pe-nyadapan adalah produksi yang banyak
dan sustain (berkelanjutan) serta
biaya penyadapan murah dan tidak terlalu banyak memakan kulit.
Produksi
lateks dari tanaman karet selain ditentukan oleh keadaan tanah dan pertumbuhan
tanaman, klon unggul, juga dipengaruhi oleh teknik dan ma-najemen penyadapan.
Apabila ketiga kriteria tersebut dapat terpenuhi, maka diharapkan tanaman karet
pada umur 5 - 6 tahun telah memenuhi kriteria matang sadap. Kriteria matang
sadap antara lain apabila keliling lilit batang pada ke-tinggian 130 cm dari
permukaan tanah telah mencapai minimum 45 cm. Jika 60% dari populasi tanaman
telah memenuhi kriteria tersebut, maka areal pertanaman sudah siap dipanen
(Anwar, 2001).
Tinggi Bukaan Sadap dan Ketebalan Irisan Sadap
Tinggi
bukaan sadap, baik dengan sistem sadapan ke bawah (Down wardtapping)
adalah 130 cm diukur dari permukaan tanah. Tebal irisan sadap yang dianjurkan
adalah 1,5 - 2 mm. Konsumsi kulit per bulan atau per tahun ditentukan oleh
rumus sadap. Contoh rumus sadap S/2, d/2, 100%. Artinya dari rumus tersebut
adalah S/2 berarti penyadapan setengah lingkaran batang pohon, d/2 artinya
pohon karet disadap dua hari sekali dan 100% artinya intensitas sadapan. Bila
disadap setiap 2 hari sekali, maka kulit karet yang terpakai 2,5 cm/bulan atau
10 cm/kuartal (Sugito, 2007).
Waktu Bukaan Sadap
Waktu
bukaan sadap adalah 2 kali dalam setahun yaitu pada permulaan musim hujan (Juni) dan permulaan
masa intensifikasi sadapan (Oktober). Oleh karena itu, tidak serta merta tanaman
yang sudah matang sadap dapat langsung disadap, tetapi harus menunggu waktu
tersebut di atas tiba (Anwar, 2001).
Kemiringan Irisan Sadap
Secara umum, permulaan sadapan dimulai
dengan sudut kemiringan irisan sadapan sebesar 40o dari garis
horizontal. Pada sistem sadapan bawah, besar sudut irisan akan semakin mengecil
hingga 30o bila mendekati "kaki gajah" (pertautan bekas
okulasi). Pada sistem sadapan ke atas, sudut irisan akan semakin membesar
(Anwar, 2001).
Peralihan Tanaman dari TBM ke TM
Secara teoritis, apabila didukung dengan kondisi pertumbuhan
yang sehat dan baik, tanaman karet telah memenuhi kriteria matang sadap pada
umur 5 – 6 tahun. Dengan mengacu pada patokan tersebut, berarti mulai pada umur
6 tahun tanaman karet dapat dikatakan telah merupakan tanaman menghasilkan atau
TM.
Sistem Sadap
Sistem sadap telah berkembang dengan
mengkombinasikan intensitas sadap rendah disertai stimulasi Ethrel selama siklus penyadapan. Ethrel merupakan stimulan dengan bahan aktif Ethepon untuk memperpanjang lama aliran lateks atau meningkatkan
produksi harian (Anwar, 2001). Mengingat
kondisi sosial ekonomi petani, maka dianjurkan menggunakan sistem sadap
konvensional. Sistem penyadapan tanaman karet dijelaskan pada Tabel 3.
Tanaman
|
Umur (tahun)
|
Sistem Sadap
|
Jangka Waktu
|
Bidang Sadap
|
Remaja
|
0-5
|
-
|
-
|
-
|
Teruna
|
6-7
|
s/2
d/3 67%
|
2
|
A
|
8-9
|
s/2
d/2 100%
|
3
|
A
|
|
Dewasa
|
11-15
|
s/2
d/2 100%
|
4
|
B
|
16-20
|
s/2
d/2 100%
|
4
|
A’
|
|
Setengah
Tua
|
21-28
|
2
s/2 d/3 133%
|
8
|
B’+AH
|
Tua
|
29-30
|
2
s/2 d/3 133%
|
4
|
A”+BH
|
Keterangan:
A :
Kulit Murni Bidang A
B :
Kulit Murni Bidang B
A’ :
Kulit Pulihan Pertama A
A” : Kulit Pulihan kedua A
B’ :
Kulit Pulihan Pertama B
AH :
Kulit Murni atas A
BH :
Kulit Murni aatas B
Estimasi Produksi
Produksi
lateks per satuan luas dalam kurun waktu tertentu dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain klon karet yang digunakan, kesesuaian lahan,
agro-klimatologi, pemeliharaan tanaman belum menghasilkan, sistem dan manajemen
sadap. Asumsi bahwa pengelolaan kebun plasma dapat memenuhi seluruh kriteria
yang telah dikemukakan dalam kultur teknis karet di atas, maka estimasi produksi
dapat dilakukan dengan mengacu pada standar produksi yang dikeluarkan oleh
Dinas Perkebunan setempat atau Balai Penelitian Perkebunan yang bersangkutan
(Anwar, 2001).
Pascapanen/Penampungan Hasil
Kualitas
lateks yang dihasilkan, kualitasnya sangat dipengaruhi oleh
pe-nanganan lateks mulai dari penyadapan sampai dengan pengolahan. Mutu bahan olah
karet dapat dilihat melalui DRC (Dry Rubber Contain) atau KKK (Kadar
karet kering).
Kadar karet kering adalah kandungan padatan karet per satuan berat (%), sangat
penting untuk diketahui karena selain dapat digunakan sebagai pedoman penentuan
harga, juga merupakan standar dalam pemberian bahan kimia untuk pengolahan RSS
(Ribbed Smoked Sheet), TPC dan lateks
pekat. Semakin tinggi nilai DRC maka
kualitas bahan olah karet akan semakin
baik.
Untuk memperoleh bahan olah yang
berkualitas ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
1. bahan pembeku yang digunakan harus dalam dosis yang
tepat,
2. tidak ditambah bahan – bahan non karet dalam pembekuan,
3. tempat penyimpanan harus teduh dan ternaungi,
4. tidak boleh direndam,
5.
tempat pengumpulan
harus terdapat sirkulasi udara yang baik.
Jenis bahan olah karet yang
dikenal adalah lateks kebun, lump dan slab. Lateks kebun adalah getah yang diperoleh dari
pohon karet (Hevea brasiliensis Muell
Arg.) melalui pelukaan kulit, berupa
cairan berwarna putih dan berbau segar.
Lateks kebun mempunyai komposisi berupa campuran partikel karet dan
bahan karet. Bahan bukan karet
berupa protein, karbohidrat, lemak dan ion-ion logam yang dapat menjadi media
tumbuh bakteri. Oleh karena itu,
penanganan lateks mulai dari pohon sampai pengangkutan ke pabrik harus
dilakukan dengan baik agar bahan olah karet yang dihasilkan memenuhi persyaratan
yang diing-inkan.
Prinsip penanganan bahan
olah karet di antaranya adalah menjaga keber-sihan setiap peralatan yang
digunakan dalam proses penyadapan sampai pengangkutan ke pabrik. Selain itu, penambahan bahan pengawet juga
harus sesuai dengan jenis produk yang akan dihasilkan. Penyimpanan lateks kebun
adalah dengan meng-gunakan tangki berkapasitas 1000 kg dan dicampur dengan 7 kg
amonia yang di larutkan dalam 400 – 600 cc zat anti basi yang berfungsi untuk
mencegah koagulasi (penggumpalan). Getah yang akan dimasukkan kedalam tangki
adalah getah yang mempunyai DRC 100 yang diukur dengan Metrolug (Ghoni, 2008).
Lump adalah gumpalan karet
di dalam mangkok sadap atau penampung lain yang diproses dengan cara penggumpalan
dengan asam semut atau bahan peng-gumpal lain atau penggumpalan alami.
Penggumpalan dilakukan dengan me-nambahkan bahan penggumpal larutan 5% ke dalam
mangkok setelah pohon disadap dengan dosis 60 – 80 ml/l lateks. Produksi per
pohon berkisar antara 150 – 350 ml maka penambahan penggumpal per mangkok
adalah 10 – 25 ml.
Penambahan penggumpal lebih baik dilakukan setelah lateks
berhenti menetes dari bidang sadap, sehingga volume setiap mangkok lebih mudah
di-taksir. Pengutipan lump mangkok di lapangan dapat dilakukan pada sore hari
atau pada saat akan menderes kembali. Lump mangkok yang telah terkumpul harus
disimpan di atas anjang-anjang kayu agar air di dalam koagulum dapat menetes dan
kebersihan lebih terjaga. Kegiatan
tersebut dilakukan seterusnya sampai saat penjualan.
Slab adalah gumpalan
yang berasal dari lateks kebun yang sengaja digum-palkan dengan asam semut atau
bahan penggumpal lain atau dari lump mangkok segar yang direkatkan dengan atau
tanpa lateks. Untuk membuat slab, terlebih dahulu lateks kebun dikumpulkan
kemudian digumpalkan dengan bahan peng-gumpal dengan dosis seperti pembuatan
lump mangkok.
Bentuk slab yang dihasilkan tergantung ukuran dan tempat
mencetaknya. Pencetakan dapat dilakukan dalam kotak aluminium, kayu atau dari bahan
semen atau dapat pula dibuat lubang segi empat pada tanah tetapi harus dilapisi
plastik. Ukuran yang banyak digunakan
adalah 40 x 40 x 6 cm, sehingga volume kayu lateks yang digumpalkan sekitar 15
liter. Slab yang dihasilkan juga harus disim-pan seperti lump mangkok. Slab
juga harus dijaga kebersihannya. (Ghoni, 2008).
Manfaat karet alam dapat digunakan untuk industri barang.
Umumnya alat-alat yang dibuat dari karet alam sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari
maupun dalam usaha industri penggerak seperti mesin-mesin penggerak. Barang yang dapat dibuat dari karet alam
antara lain aneka ban kendaraan, sepatu, karet, sabuk, penggerak mesin besar
dan kecil, pipa karet, kabel, isolator dan bahan-bahan pembungkus logam. Bahan
baku karet banyak digunakan untuk membuat perlengkapan seperti sekat atau
tahanan alat-alat penghubung dan penahan getaran misalnya shockbreaker. Karet juga dapat digunakan untuk tahanan dudukan
mesin (Sugito, 2007).
artikelnya bagus gan...
BalasHapuslanjutkan menulis.
/.
.
.
.
.
salam semangat
http://kabartebo.blogspot.com/2014/08/cara-memupuk-karet.html
Artikel nya mantap
BalasHapusEbobet merupakan situs slot online via deposit pulsa aman dan terpercaya, Dengan menggunakan Satu User ID bisa bermain semua game dari Bola, Live Casino, Slot online, tembak ikan, poker, domino dan masih banyak yang lain.
BalasHapusSangat banyak bonus yang tersedia di ebobet di antaranya :
Bonus yang tersedia saat ini
Bonus new member Sportbook 100%
Bonus new member Slot 100%
Bonus new member Slot 50%
Bonus new member ALL Game 20%
Bonus Setiap hari 10%
Bonus Setiap kali 3%
Bonus mingguan Cashback 5%-10%
Bonus Mingguan Rollingan Live Casino 1%
Bonus bulanan sampai Ratusan Juta
Bonus Referral
Minimal deposit hanya 10ribu
BalasHapusGabung bersama kami ebobet.
kami tidak takut anda menang, yang kami takut anda tidak mau bergabung bersama kami...
Berikut promo" kami :
Bonus Member Slots 100%
Bonus Sportsbook 100%
Bonus member baru 20%
Bonus Harian 3%
Cashback 10%
Rollingan Live Casino 1%
Hai bosku......
BalasHapusbinggung cari situs judi online langsung gabung aja di situs kami : Deposit Via Pulsa
EBOBET situs Master Agen Bola88, IDN Poker, Agen Slot, IDN live casino online terpercaya dan terbaik Asia
Berikut keuntungan bergabung dengan Ebobet :
- Bonus Member Baru Bola 100%
- Bonus Member Baru slot 100%
- Bonus Member Baru 20%
- Bonus Deposit Harian 10 %
- Bonus mingguan Live Casino & Slots 0,8% s/d 1 %
- Bonus Cashback Bola 5% s/d 10 %
-Minimal Deposit Rp . 10.000
-Minimal Withdraw Rp. 20.000
Saksikan pertandingan seru antara :
BalasHapusBayern Munich vs Schalke 04
Sabtu, 19 September 2020 Pukul 01:30 WIB
jangan lupa betting jagoannya ya bossku
semoga menang jp ya bossku
Promo BOLASINGA :
- Bonus Deposit Harian 10%
- Bonus Cashback Slots dan Sportbooks Up To 15%
- Bonus Rollingan Casino 0.8%
- Bonus Rollingan Poker 0.2%
- Bonus Referral All Games 2.5%
- Bonus Referral Rollingan Sportbooks 0.1%
Ayuk daftar dan bermain bersama kami di www . bolasinga . net
Info lebih lanjut hubungi :
Whatsapp : +855 16 326 804
Instagram : bolasingaofficial
Twitter : Singa Bola
http://www.fcarema.com/
#prediksibola #taruhanbola #agenbola #bandarbola #bola #judibolaonline #pokeronline
nice info sekali kak makasih yah
BalasHapusElever Media Indonesia
Raih Kemenangan Besar Anda Disitus MARIO QQ, Hanya Dengan Modal Rp.10.000 Anda Bisa Menangkan Jackpot Jutaan Rupiah Setiap Harinya !!!
BalasHapus✅ BONUS TURN OVER 0.3%
✅ BONUS REFFERAL 15%
✅ WIN RATE GAME 96,9%
✅ 100% PLAYER Vs PLAYER ( NO ROBOT & ADMIN )
✅ Minimal Deposit Bank : Rp.10.000 (BCA MANDIRI BNI BRI DANAMON)
✅ Minimal Deposit Pulsa : Rp.10.000
✅ Support E-Cash : GOPAY , DANA , OVO , LINK
Berapapun Kemenangan Bosku Pasti Akan Kami Bayar dan Kita Proses Dengan Cepat !!!
Hanya Disitus MARIO QQ Yang Memberikan JACKPOT dan BONUS TURN OVER Yang FANTASTIS Loh !!! Ayo Tunggu Apalagi Buruan Daftarkan dan Mainkan
Langsung Disitus Resmi MARIO QQ Dibawah Ini melalui :
WHATSAPP +62 821-4331-1663
Link Alternatif :
- www.qmario. org
- www.qmario. xyz