Mangga merupakan
tanaman pendatang dari India, Srilanka, dan Pakistan, kemudian menyebar ke seluruh dunia.
Namun, kebembem (kweni) Mangifera odorata
diduga asli dari Kalimantan Timur.
Ada dua
tipe mangga, yaitu monoembrioni (satu
biji tumbuh satu tunas) dan poliembrioni
(satu biji tumbuh lebih dari dua tunas).
Mangga poliembrioni umumnya
berasal dari Asia Tenggara (Sunarjono, 2010).
Klasifikasi Botani Tanaman Mangga
Divisi :
Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas :
Dicotyledonae
Keluarga : Anarcadiaceae
Genus :
Mangifera
Spesies
: Mangifera spp.
Spesies tanaman mangga yang
banyak ditanam di Indonesia adalah Mangifera indica L. dan Mangifera
foetida. Jenis Mangifera indica L. yaitu Mangga Arumanis, Golek,
Gedong Gincu, Manalagi, dan Cengkir (Indramayu), sedangkan jenis Mangifera
foetida yaitu kemang (Cahyono, 2010).
Sifat Botani
Mangga merupakan tanaman hutan yang tingginya
mencapai 30 m. Semua bagian tanaman bergetah agak kental. Tanaman mangga lebih
senang tumbuh di tempat terbuka.
Akar.
Tanaman
mangga berakar
tunggang dan berakar serabut (akar cabang). Akar tunggang tanaman mangga sangat
kokoh dan sangat panjang, tumbuh sangat dalam ke dalam tanah hingga mencapai 6
m. Akar serabut tumbuh secara horizontal di bawah permukaan tanah hingga ke
dalam 70 cm atau lebih (Cahyono, 2010).
Batang.
Batang
tanaman
mangga merupakan batang sejati. Pohon berkayu agak keras. Pohon tanaman mangga
bedahan, bercabang, dan beranting banyak. Cabang dan ranting tumbuh membentuk
oval, memanjang, atau kubah de-
ngan
ditumbuhi daun-daun yang lebat. Pada umumnya dahan, cabang, dan ranting tumbuh
menyudut (Cahyono, 2010).
Daun.
Daun
tanaman mangga tergolong daun tunggal yang tumbuh berselang-seling mengelilingi
ranting. Daun mangga memiliki tangkai daun yang panjangnya bervariasi,
tergantung dari varietas. Ukuran dan bentuk daun juga bervariasi. Pada umumnya
daun mangga berbentuk bulat lonjong dengan bagian ujung runcing sampai membulat
(Cahyono, 2010).
Bunga.
Bunga
mangga dapat melakukan penyerbukan sendiri, karena tepung sari yang jatuh pada putik berasal dari pohon itu sendiri,
sehingga mangga disebut juga tanaman berumah satu. Menurut susunan secara
lengkap, bunga mangga terdiri dari bagian-bagian dasar bunga, kelopak, daun
bunga, benang sari atau benang serbuk dan beberapa buah putik. Kelopak dan daun
bunga dinamakan perhiasan bunga, sedangkan benang sari dan putik terdiri dari
bakal buah dan tangkai tampuk (Cahyono, 2010).
Buah.
Buah
mangga tergolong buah batu berdaging dan berair. Bentuk dan ukuran buah beragam, ada yang
berbentuk bulat, bulat panjang, bulat telur, pipih, dan lain sebagainya. Mangga
Gedong Gincu agak kecil kulitnya berwarna kuning kemerah-merahan dan kesemak
serta dagingnya sangat berair dan agak berserat. Warna daging sama dengan warna
kulit. Bijinya agak besar dan sebagian dari daging cenderung melekat pada biji.
Berat buah mangga Gedong rata-rata 0,3 kg. (Cahyono, 2010).
Syarat Tumbuh
Tanaman mangga cocok
hidup di daerah dengan musim kering selama 3 bulan. Masa kering diperlukan sebelum dan sewaktu
berbunga. Jika ditanam di daerah basah,
tanaman mangga mengalami banyak serangan hama dan penyakit serta gugur bunga
atau buah jika bunga muncul pada saat hujan.
Tanah yang baik untuk
budidaya tanaman mangga adalah gembur me-ngandung pasir dan lempung dalam
jumlah yang seimbang. Derajat keasaman
tanah (pH tanah) yang cocok adalah 5,5 - 7,5.
Jika pH di bawah 5,5 sebaiknya diberi kapur dolomit. Mangga yang ditanam di dataran rendah dan
menengah dengan ketinggian 0-500 m dpl menghasilkan buah yang lebih bermutu dan
jumlahnya lebih banyak daripada di dataran tinggi (Sunarjono, 2010).
Teknik Budidaya Tanaman Mangga Gedong Gincu
Pembibitan Mangga
Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam pemilihan bibit mangga yaitu, varietas bibit bermutu,
berlabel, dan varietas
yang sudah dilepas dengan spesifikasi tinggi.
Ukuran bibit antara 80-100 cm dan diameter 1 - 1,5 cm. Warna batang hijau tua kecoklatan, bentuk
batang lurus, tidak bercabang, warna daun hijau mengkilap, dan telah membentuk
3 flush. Bibit yang dipilih sebaiknya telah berumur
enam bulan atau lebih. Bibit bebas dari serangan hama dan penyakit, serta
berasal dari perbanyakan vegetatif (okulasi atau sambung pucuk).
Sumber
benih dan bibit harus jelas, berasal dari penangkar benih yang terdaftar dan
bersertifikat, berasal dari Blok Penggandaan Mata Tempel (BPMT) yang jelas
serta mempunyai
batang bawah yang kuat dan tahan terhadap penyakit. Jaminan mutu dan produk (label/sertifikat)
harus dicatat dan disimpan. Ke-butuhan bibit sesuai dengan luas
lahan (100 tanaman/ha) ditambah 2-5 % cadangan untuk penyulaman. Bibit mangga diperbanyak secara vegetatif
dengan cara okulasi, sambung pucuk, dan cangkok, dapat pula diperbanyak secara
generatif yaitu dengan menggunakan biji (Redaksi AgroMedia, 2009).
Perencanaan Kebun
Perencanaan
kebun dimulai dari pembuatan sketsa kebun atau rencana tata letak kebun yang
terdiri dari arah barisan, sumber air, jalan usaha tani dan tempat penampungan
hasil sementara. Persiapan lahan untuk
digunakan sebagai media tumbuh tanaman agar dapat tumbuh optimal dan
berproduksi dengan baik. Perencanaan kebun dimulai dari pemetaan dan pengukuran
luas kebun, kemudian membuat kapling setiap blok lokasi kebun setelah itu
menentukan lokasi sumber air atau irigasi, bak penampungan air, jalan masuk dan
keluar kebun, gedung tempat pengumpulan buah atau hasil panen. Lahan
dibersihkan dari tanaman pengganggu, untuk lahan yang memiliki lahan dengan
kemiringan 10 % dibuat teras. Lubang tanam dibuat dengan jarak antar lubang 10
x 10 m dan lubang tanam berukuran 70 x 70 x 70 cm untuk tanah gembur, untuk
tanah liat dan berbatu dibuat dengan ukuran 100 x 100 x 100 cm, tanah bagian
atas dipisahkan (kedalaman 0-30 cm) dengan tanah bagian bawah (kedalaman 30-70
cm) dalam kisaran pH tanah 5,5–7,0.
Lubang tanam dibiarkan terbuka selama kurang lebih dua minggu sebelum
penanaman, kemudian campur tanah bagian
atas dengan pupuk kandang 20-30 kg/lubang (Dinas Pertanian dan Peternakan
Kabupaten Indramayu, 2008).
Penanaman
Penanaman
merupakan rangkaian kegiatan menanam benih atau bibit tanaman mangga secara
baik dan benar hingga tanaman berdiri tegak dan siap tumbuh subur di
lapangan. Bibit mangga Gedong Gincu ditanam
pada saat awal musim hujan. Pupuk kandang
diberikan sebanyak 20-30 kg/lubang tanam dan pupuk SP-36 sebanyak 20-40 kg/ha. Polybag bibit mangga yang akan ditanam disobek
dari bawah sampai samping dengan hati–hati. Bibit ditanam secara tegak lurus. Bibit okulasi dihadapkan ke arah datangnya
angin agar tunas tempelan tidak patah dan bibit sambung pucuk ditanam tegak
lurus dengan arah angin. Bibit ditanam
lebih dari 5 cm di atas pangkal batang dan lebih dari 25 cm di bawah okulasi
kemudian lubang tanaman ditutup dengan tanah galian dan tekan sedikit di samping
tanah bekas polybag. Ajir ditancapkan di
sisi tanaman agar tanaman dapat tumbuh tegak lurus ke atas, kemudian ajir
diikat dengan tali. Pemasangan naungan yang
terbuat dari daun kelapa, jerami padi, rumput kering atau anyaman bambu sebagai
pelindung tanaman selama 1-2 bulan (Dinas
Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu, 2008).
Pemangkasan
Pemangkasan tanaman mangga dibagi menjadi
dua jenis yaitu :
1. Pemangkasan bentuk
Memangkas
cabang ranting tanaman yang tidak produktif dan pembentukan kanopi. Kanopi tanaman terbentuk dengan pola
(1-3-9-27), yakni 1 batang utama, 3 cabang primer, 9 cabang sekunder dan 27
cabang tersier.
2.
Pemangkasan pemeliharaan atau produksi
Membuang
cabang atau ranting yang tidak bermanfaat. Merangsang munculnya tunas vegetatif
pada ranting-ranting yang sebelumnya berbuah, sekaligus mengendalikan
pertumbuhan tanaman yang berlebihan dan mendukung kontinuitas produksi.
Pemupukan
Pemupukan pada tanaman mangga dibedakan
menjadi dua bagian yaitu:
1. Pemupukan untuk tanaman belum menghasilkan (fase juvenil).
Proses
kegiatan pemberian nutrisi pada tanaman agar kondisi unsur hara dalam tanah
yang dibutuhkan tanaman dapat terpenuhi.
Pemupukan tanaman belum menghasilkan dilakukan dua kali setahun dan
pupuk organik diberikan satu kali setahun pada awal musim hujan sebanyak 20-40
kg/tanaman. Alur dibuat melingkar selebar tajuk tanaman kemudian pupuk
ditaburkan pada alur yang sudah dibuat dan timbun dengan tanah. Jenis dan dosis
pupuk untuk tanaman mangga Gedong Gincu
yang belum menghasilkan dapat dilihat pada Tabel 1.
Umur
(tahun)
|
Pupuk organik
(blek)
|
Urea
(g)
|
SP-36
(g)
|
KCl/Za
(g)
|
1
|
0,5
|
250
|
100
|
250
|
2
|
1
|
300
|
150
|
350
|
3
|
2
|
350
|
200
|
350
|
4
|
2
|
400
|
250
|
400
|
Sumber
: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu Tahun 2008.
Catatan : 1 blek = 20
kg
2.
Pemupukan untuk tanaman sudah menghasilkan
Proses kegiatan pemberian nutrisi
pada tanaman bertujuan agar kondisi unsur hara dalam tanah yang dibutuhkan
tanaman dapat memenuhi kebutuhan.
Pemupukan dilakukan pada saat setelah panen dan pemangkasan dengan dosis
pupuk 450 g Urea, 300 g SP-36, 450 g KCl , dan pupuk organik atau kandang 20 kg
per tanaman. Pemupukan menjelang berbunga diberikan dengan dosis 150 g Urea,
150 g SP-36, 100 g KCl per tanaman. Pemupukan pada saat buah sebesar kelereng
diberikan dengan dosis 198 g Urea, 132 g SP-36, 198 g KCl per ta-naman. Pupuk organik diberikan setiap tahun pada
awal musim hujan sebanyak 2-10 bakul per tanaman (20-100 kg). Pemupukan dilakukan dengan cara membuat
lingkaran parit di bawah kanopi kemudian taburkan pupuk dan timbun, khusus
untuk pupuk organik diberikan di bawah lingkar luar kanopi. Jenis dan dosis
pupuk untuk tanaman mangga Gedong Gincu yang sudah menghasilkan dapat dilihat
pada Tabel 2.
Umur
(tahun)
|
Pupuk organik
(bakul)
|
Urea
(g)
|
SP-36
(g)
|
KCl/Za
(g)
|
5
|
2,5
|
450
|
300
|
450
|
6-8
|
3,5
|
500
|
350
|
500
|
> 8
|
> 4,5
|
> 600
|
400
|
600
|
Sumber
: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu Tahun 2008.
Catatan : 1 bakul = 10
kg
Penyiangan
Kebun mangga
dibersihkan dari rumput-rumput atau gulma yang dapat mengganggu pertumbuhan dan
produksi tanaman mangga. Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut atau
memotong rumput serta mencangkul gulma yang tumbuh di bawah tajuk tanaman
mangga sampai bersih. Gulma yang di luar kanopi dibiarkan tumbuh supaya dapat mengurangi penguapan terutama
pada musim kemarau.
Pengairan
Pengairan dilakukan
untuk memberikan air sesuai dengan kebutuhan tanaman dan sesuai fase
pertumbuhan. Pengairan sangat dibutuhkan
dalam proses produksi tanaman terutama pada saat pembesaran buah. Pengairan tanaman mangga disesuaikan dengan
musim, umur tanaman (lebar tajuk) dan fase pertumbuhan tanaman. Tanaman muda di bawah
5-6 tahun membutuhkan sebanyak 40 liter/hari/tanaman, sedangkan tanaman yang
sudah menghasilkan diberikan pengairan sebanyak 100 liter/hari/tanaman. Pengairan pada saat buah sebesar bola
pingpong yaitu 70-100 liter/tanaman/hari dan penyiraman dilakukan pada sore
hari agar tidak terjadi penguapan. Pengairan dikurangi secara perlahan-lahan dua
minggu sebelum panen dengan volume 40 liter per tanaman. Menjelang buah tua pengairan tidak diberikan
untuk membentuk mutu buah yang diinginkan (rasa manis dan kematangan), pada
saat setelah panen tanaman mangga memerlukan banyak air untuk memulihkan diri
dari keadaan stres ke keadaan normal.
Penjarangan dan Pembungkus Buah
Penjarangan buah
dilakukan untuk mengurangi jumlah buah yang terdapat dalam setiap tangkai
dengan membuang buah yang dianggap tidak baik untuk dipelihara. Buah mangga
hanya dipelihara 2-3 buah per tangkai sehingga sesuai dengan daya dukung
tanaman untuk menghasilkan buah dengan mutu dan jumlah yang optimal. Pembungkusan buah bertujuan untuk mencegah
dari serangan OPT. Pembungkusan dilakukan setelah penjarangan dengan
menggunakan kain berwana sebagai tanda waktu petik buah.
Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
Pengendalian OPT adalah
tindakan yang dilaksanakan untuk mengendalikan gulma, hama, dan penyakit, serta
mencegah kerugian pada budidaya tanaman yang diakibatkan oleh organisme
pengganggu tanaman. Pengendalian OPT
dapat dilakukan dengan perbaikan teknik budidaya (mengatur jarak tanam,
memperbaiki sistem pengairan, dan sanitasi kebun), membuang bagian tanaman yang
terserang kemudian dibakar, membuat perangkap hama lalat bibit, dan penggunaan
pestisida (Dinas Pertanian dan
Peternakan Kabupaten Indramayu, 2008).
1.
Hama
a)
Bisul Daun ( Procontarinia
matteiana )
Gejala : Daun tanaman mangga menjadi berbisul dan daun menjadi berwarna coklat,
hijau dan kemerahan.
Pengendalian : Hama bisul daun dikendalikan dengan penyemprotan buah dan daun dengan Ripcord, Cymbuth atau Phosdrin
tiga kali dalam seminggu, membakar daun yang terserang, menggemburkan tanah untuk
mengeluarkan kepompong dan memperbaiki aerasi.
b)
Kutu Putih ( Pseudococcidae )
Gejala : Kutu mengisap cairan daun, buah, dan bagian
lain di tempat kutu berada. Bagian tanaman yang terserang tampak dipenuhi oleh
massa putih seperti lilin yang bertepung. Kutu menghasilkan embun madu yang
sangat disukai semut. Embun madu yang berlebihan menyebabkan timbulnya jamur
embun jelaga pada daun, tangkai, atau buah, sehingga pertumbuhan bagian tanaman
yang terserang tidak normal.
Pengendalian : Kutuh putih dikendalikan dengan melakukan sanitasi lahan dari gulma, musuh
alami, dan penggunaan insektisida sistemik bila populasi tinggi.
c)
Lalat Buah ( Bactrocera
dorsalis )
Gejala : Buah mangga
yang terserang lalat buah terdapat noda bekas tusukan alat peletak telur lalat betina
saat meletakkan telurnya pada permukaan kulit buah. Larva muncul dari telur di
dalam buah. Serangan larva menyebabkan noda-noda tersebut berkembang menjadi
bercak cokelat di sekitar titik noda, larva memakan daging buah, menyebabkan
buah busuk, jatuh dan menurunkan produktivitas.
Pengendalian : Lalat buah di kendalikan dengan memusnahkan buah yang rusak, memberi
umpan berupa larutan sabun atau metil
eugenol di dalam wadah dan insektisida.
d)
Penggerek Cabang ( Rhitydodera
simulans )
Gejala : Hama menggerek batang cabang hingga terbentuk
lubang, jika bagian tanaman yang terserang terbelah, akan terlihat
lorong-lorong tempat larva. Pada tingkat serangan tinggi, tanaman menjadi layu,
daun rontok, dan akhirnya tanaman mati. Hama ini biasanya menyerang saat musim
hujan.
Pengendalian : Cabang yang terserang dipangkas dan
dimusnahkan. Pengendalian secara
biologis dengan pemanfaatan parasit telur, seperti Promuscidaea, Anagyrus, dan eupelmus. Parasit telur dibiakkan
terlebih dahulu, lalu disebar di lokasi kebun. Pengendalian kimiawi menggunakan pestisida berbahan aktif karbufuron,
betasiflutrin, mancozeb, seperti bludok
25EC dengan dosis 2 ml/liter air (Joko dan Wibisono, 2007).
2.
Penyakit
a)
Penyakit Diplodia
Penyebab : Jamur Diplodia
sp. Penyakit timbul pada pangkal batang dan cabang-cabang tanaman mangga,
bagian yang sakit mangalir cairan, kulit berwarna gelap kemudian mengering,
pecah, dan mengelupas berkeping-keping.
Pengendalian : Penyakit diplodia dikendalikan dengan menggunakan fungisida bubur bordeaux.
Luka diolesi atau ditutup parafin-carbolineum.
b)
Cendawan Jelaga
Penyebab : Virus Meliola
mangifera atau jamur Capmodium
mangiferum. Daun mangga yang diserang berwarna hitam seperti beledu. Warna
hitam disebabkan oleh jamur yang hidup di cairan manis.
Pengendalian : Cendawan jelaga dengan fungisida atau
tepung belerang.
c)
Antraknosa
Penyebab : Jamur Colletotrichum
gloeosporiodes menyerang
daun, ranting, bunga dan tunas sehingga terbentuk bercak yang berwarna hitam.
Penyakit ini sangat mempengaruhi proses pembuahan.
Pengendalian : Antarknosa dapat dikendalikan dengan melakukan pemangkasan
dahan, cabang, ranting, menyemprotkan fungisida bubur bordeaux atau sulfat
tembaga.
d)
Kudis Buah ( Elsinoe
mangiferae )
Kudis buah menyerang
tangkai bunga, bunga, ranting dan daun.
Gejala : Tanaman
mangga yang terserang terdapat bercak kuning yang akan berubah menjadi abu-abu.
Pembuahan tidak terjadi, bunga berjatuhan.
Pengendalian : Kudis buah dapat dikendalikan dengan penyemprotan fungisida
Dithane M-45, Manzate atau Pigone tiga kali seminggu dan memangkas
tangkai bunga yang terserang (Joko dan Wibisono, 2007).
3.
Gulma
Benalu
memberikan kerusakan dalam waktu pendek karena menyebabkan makanan tidak
diserap tanaman secara sempurna. Pengendalian dengan memotong cabang yang terserang,
menebang tanaman yang diserang benalu dengan berat.
Panen
Kegiatan panen dibagi menjadi dua bagian
:
1. Waktu dan Kriteria Panen
Buah tanaman mangga
yang siap panen memiliki kriteria yaitu, bekas tangkai buah yang rontok
kelihatan mengering seluruhnya, lekukan ujung buah rata dan hampir hilang,
warna kulit buah hijau kemerahan, pori-pori merata dan lapisan lilin mulai
menebal pada permukaan buah, dan buah tidak berbunyi nyaring bila disentil.
Buah mangga yang siap dipanen berumur 95-115 hari setelah bunga mekar dan waktu
petik dilakukan pada jam 09:00-16:00 WIB.
2.
Cara panen
Alat yang digunakan untuk panen
yaitu, gunting pangkas, galah berjaring dan dilengkapi keranjang atau kantong. Buah mangga dipanen dengan meng-gunakan gunting pangkas dan
sisahkan tangkai buah sepanjang kurang lebih 5-10 cm (untuk mencegah agar buah
tidak terkena getah). Buah mangga diletakkan di dalam keranjang buah dengan
menggunakan alas daun pisang kering dan diletak-kan dengan posisi tangkai buah
menghadap ke bawah sampai getah habis.
Pasca Panen
Pasca panen merupakan rangkaian
kegiatan penanganan buah sejak
dipa-nen
hingga buah siap didistribusikan ke konsumen adapun kegiatan dalam pasca panen
yaitu :
1.
Pengumpulan
Pengumpulan
buah mangga dilakukan setelah panen sebelum buah diproses lebih lanjut. Buah
mangga dikumpulkan dan disimpan dalam gudang penyimpan-an yang sudah dibersihkan. Gudang penyimpanan harus memiliki sirkulasi
yang baik. Keranjang buah ditumpuk secara hati-hati maksimum delapan tumpuk dan
diberi pembatas antara keranjang.
2.
Sortasi
Sortasi merupakan kegiatan menyeleksi dan memisahkan
buah antara yang baik dan jelek. Buah
mangga yang baik dengan buah yang tidak baik dipisahkan, kemudian tangkai buah
dipotong. Buah mangga yang matang
dipilih dengan cara dimasukkan ke dalam bak penampung berisi air, bila buah
tenggelam artinya buah telah matang 90-100%. Buah melayang artinya buah belum begitu matang
80-85%. Buah yang tenggelam dengan buah
yang melayang dikelompokkan dan diletakkan di keranjang beralas kertas koran
maksimal delapan tumpukan, dengan posisi tangkai buah menghadap ke bawah.
3. Grading
Grading
merupakan kegiatan memilih atau mengelompokkan berdasarkan kriteria bentuk
buah, tingkat kematanganan, dan keseragaman buah. Buah ditimbang dan dipisahkan sesuai dengan
kelasnya. Standar nilai kualitas berdasarkan beratnya adalah sebagai berikut :
A : > 450
– 550 g per buah
B
: 350 - < 450 g per buah
C : 250 - < 350 g per buah
1. Pengemasan
Kegiatan pengemasan atau penyusunan buah dalam suatu
wadah kemasan yang sesuai kelas atau grade
buah yang diinginkan, peletakan buah dalam kemas-an dengan posisi punggung buah menghadap ke bawah.
Buah mangga dilengkapi dengan partisi dan irisan kertas atau jaring buah yang
terbuat dari styrofoam.
2. Penyimpanan
Buah
yang sudah dikemas dalam kardus disimpan di dalam gudang penyim-panan bersirkulasi baik. Kardus ditumpuk maksimal
empat tumpukan, untuk lama penyimpanan selama dua hari.
mari kita budidayakan buah mangga ini dan dapatkan bibit unggulnya hanya di sini,
BalasHapusbibit tanaman buah (bibit jeruk,kelengkeng,durian dll)
BalasHapusEbobet merupakan situs slot online via deposit pulsa aman dan terpercaya, Dengan menggunakan Satu User ID bisa bermain semua game dari Bola, Live Casino, Slot online, tembak ikan, poker, domino dan masih banyak yang lain.
Sangat banyak bonus yang tersedia di ebobet di antaranya :
Bonus yang tersedia saat ini
Bonus new member Sportbook 100%
Bonus new member Slot 100%
Bonus new member Slot 50%
Bonus new member ALL Game 20%
Bonus Setiap hari 10%
Bonus Setiap kali 3%
Bonus mingguan Cashback 5%-10%
Bonus Mingguan Rollingan Live Casino 1%
Bonus bulanan sampai Ratusan Juta
Bonus Referral
Minimal deposit hanya 10ribu